Aswaja News – Sabtu Sore, 29 Juli 2023 terasa sangat Istimewa bagi warga Nahdliyyin Kecamatan Mlarak dan Pondok Pesantren Al Islam Joresan. Betapa tidak, karena kerawuhan langsung cucu pendiri Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang.
Gus Fahmi Amrullah Hadziq cucu Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari ini “rawuh” ke Pondok Pesantren Al Islam Joresan Mlarak Ponorogo dalam rangka memimpin istighosah yang dikembangkan oleh pendiri NU dan sekaligus pemberian Ijasah Kubro guna menyambung Sanad kitab At Tibyan karya KH. Hasyim Asy’ari.
Gus Fahmi menyampaikan sejarah Aurod istighosah yang diamalkan ini merupakan amalan yang dikembangkan oleh beliau KH.Hasyim Asy’ari Rois Akbar Nahdlatul Ulama. Yang awalnya amalan ini diijazahkan ke salah satu santri beliau dari Ponorogo, Kyai Fahrudin. Namun oleh santrinya ini tidak dikembangkan dan hanya diamalkan sendiri. Namun 3 bulan sebelum meninggal kyai Fahrudin ingin sekali mengembalikan kepada dzurriyah Tebu Ireng.
Akhirnya beliau minta bantuan Kyai Termas Pacitan untuk mengantarkan bertemu dengan dzurriyah dan ahl bait Pondok Pesantren Tebu Ireng. Ternyata beliau merasa belum mampu mengembangkan istighosah ini dan firasat akan kembali ke rohmatulloh dalam jangka waktu tidak lama.
Ditambahkan, setelah dikembalikan inilah akhir bacaan Istighosah ini terus dikembangkan oleh keluarga Tebu Ireng dan santri santri pondok pendiri NU tersebut sampai sekarang bahkan dilanjutkan Istiqomah di pondok Pondok Alumni Tebu ireng.
Disamping dilaksanakan istighosah di Pondok Pesantren Al Islam Joresan hari ini, juga secara langsung Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama ini memberikan Ijazah Kubro kitab karya Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari yang bernama At Tibyan kepada Pondok Pesantren Al Islam dan warga Nahdliyyin Kecamatan Mlarak. Beliau berharap kitab tentang pentingnya silaturahmi dan asas asas NU ini dikembangkan di pondok milik MWC NU Mlarak ini.
Semoga dengan Ijazah kitab ini lebih meyakinkan kepada keluarga pondok dan warga Nahdliyyin untuk selalu berkhidmat dan berjuang untuk Nahdlatul Ulama dan diakui sebagai santri Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari untuk lebih Hubbul Wathon dan berpegang teguh pada ajaran Ahlussunah wal jamaah. (IIM)