Aswaja News – Petani kratom yang tergabung di dalam Asosiasi Petani Purik Indonesia (Appuri) bersama delegasi dari asosisasi kratom Amerika Serikat, menemui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
Pertemuan itu merupakan rangkaian US-Indonesia Kratom Trade and Health Summit 2023, sekaligus membahas langkah pemerintah Indonesia terkait kratom.
Sebagai informasi, kratom kini menjadi komoditas andalan Kalimantan Barat. Bahkan Kalbar, menjadi salah satu pemasok terbesar komoditas kratom dari Indonesia ke Amerika Serikat.
Selain memiliki efek kesehatan, membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Kalbar, kratom yang merupakan tanaman karbon, yang bermanfaat sebagai paru-paru dunia.
Namun, belakangan petani kratom menjadi ‘gamang’ setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutnya mengandung zat adiktif, dan menuai tanggapan dari masyarakat.
Charles McClain Haddow, Senior Fellow on Public Policy American Kratom Association, mengatakan, pertemuan dengan Menteri Kesehatan tersebut, membuka informasi lebih besar tentang kratom, sehingga pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat lebih mengetahui manfaat kratom bagi kesehatan.
“Manfaat dari kratom akan menjangkau lebih banyak orang lagi. Dan ini juga membuka saluran komunikasi dengan sains. Selain itu ini juga penting untuk ekonomi, terutama petani kratom di Indonesia dan warga Amerika Serikat sebagai pengguna produknya,” kata McClain kepada wartawan di Kemenkes RI, Senin, 24 Juli 2023.
McClain berharap, Kementerian Kesehatan bisa membantu dan menerima pesan kami ini. “Kami optimistis ilmu pengetahuan akan konsiten, membuktikan bahwa kratom tidak berbahaya bagi kesehatan, dan bukan sesuatu yang adiktif, dan memiliki banyak benefit untuk masyarakat Amerika dan belahan dunia lainnya,” kata dia.
Sementara itu, Ibrahim, Ketua Appuri, berharap, Kemenkes dapat mengatur tentang tanaman kratom, karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat dan pemasukan devisa bagi negara. Terlebih permintaan kratom di dunia saat ini mencapai 2.000 hingga 3.000 ton per bulan.
“Kami berharap Indonesia tetap menjadi pemasok utama kratom untuk pasar dunia, dan Kemenkes bisa mendorong hilirisasi produk kratom, sehingga menaikan nilai ekonomis komoditi ini. Kami berharap pemerintah Indonesia tidak menggolongkan kratom sebagai zat psikotropika,” katanya.
Sumber : Kumparan News