Aswaja News – Ada yang istimewa di Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal, akhir Mei ini. Dalam balutan syukur dan semangat pelestarian budaya, Pemerintah Desa Kupuk bersiap menggelar ‘Grebeg Selo 2025’.
Sebuah rangkaian perayaan adat yang sarat nilai spiritual dan kearifan lokal. Digelar selama tiga hari penuh mulai 23 hingga 25 Mei 2025.
Acara ini tak sekadar menjadi hiburan warga, melainkan juga simbol kuat identitas desa yang ingin dikenang sebagai #KupukDesaWisataDanBudaya.
1. Menyapa Alam Lewat Sedekah Bumi
Pagi hari, Jumat 23 Mei 2025, Grebeg Selo akan diawali dengan prosesi sakral Sedekah Bumi di Sendang Tunggul Wulung, sebuah tempat wisata alam andalan Desa Kupuk.
2. Gelar Budaya
Sore harinya, wajah desa akan berubah semarak. lapangan Desa Kupuk menjadi panggung terbuka bagi kesenian rakyat.
Reyog Ki Ageng Tunggul Wulung akan membuka pertunjukan dengan gemuruh kendang dan tarian yang membangkitkan semangat kepahlawanan dan sejarah lokal.
Disusul kemudian oleh Reyog Gembong GRIB Jaya serta Seni Unta Al-Hidayah yang menghadirkan nuansa Islami dalam balutan seni kontemporer.
Ini adalah titik pertemuan antara tradisi dan keberagaman ekspresi masyarakat modern.
3. Gajah-Gajahan: Imajinasi, Legenda, dan Pertunjukan Rakyat
Ketika malam menjelang, sebuah pertunjukan langka akan digelar: Seni Gajah-Gajahan, dipersembahkan oleh Ki Sentono, Ki Punjul, dan Nyi Bendinatun.
4. Pentas Seni Jaranan Turonggo Wulung
Sabtu malam, 24 Mei 2025, giliran Jaranan Turonggo Wulung mengisi panggung. Kesenian yang dikenal penuh energi ini menghadirkan tarian kuda lumping yang memikat, mistik, dan penuh semangat gotong royong.
5. Pagelaran Wayang Kulit
Puncak Grebeg Selo akan digelar 25 Mei 2025 malam hari. Pagelaran Wayang Kulit akan berlangsung semalam suntuk, yang akan ditutup dengan Ruwat Murwokolo.
Ruwat Murwokolo sendiri adalah ritual yang dipercaya untuk pembersihan diri, pembebasan atau pelepasan kutukan negatif.
“Grebeg Selo bukan sekadar tradisi. Ia adalah ingatan kolektif, cermin jiwa desa, dan cara kami menyapa masa depan tanpa melupakan masa lalu,” ungkap Kepala Desa Kupuk, Agus Setiyono.
Dengan semangat ini, Grebeg Selo bukan hanya milik warga Kupuk, tapi juga persembahan budaya bagi Ponorogo dan Indonesia.
Mari rayakan bersama. Karena desa yang kuat adalah desa yang mengenal akar budayanya.