Berburu Belanjaan di Pasar Tradisional Masih Jadi Pilihan Banyak Orang

AswajaNews – Setiap manusia pasti membutuhkan interaksi dengan orang lain, karena sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri atau membutuhkan orang lain. Kegiatan yang melibatkan seseorang dengan lain seperti bertransaksi, berdialog, dan lain sebagainya. Sala satu kegiatan yang sangat lazim ditemui adalah bertransaksi di pasar.

Pasar atau orang jawa biasa menyebutnya ‘peken’ merupakan sebuah pasar tradisional yang sudah ada sejak dulu. Pasar tradisional merupakan tempat seseorang melakukan aktivitas jual beli. Adanya aktivitas jual beli di pasar tradisional menandakan bertemunya penjual dan pembeli yang melakukan transaksi jual beli.

Yang unik dari transaksi di pasar tradisional adalah masih adanya sistem tawar-menawar. Meskipun tidak semuanya begitu karena sudah ada yang mematok harga pas meskipun di pasar tradisional. Sepertinya tawar-menawar memang sudah menjadi hal yang melekat dengan pasar tradisional jadi seperti menjadi sebuah identitas.

Meskipun di tengah banyaknya tempat belanja modern seperti supermarket, minimarket, mall dan lainnya namun ternyata pasar tradisional masih bertahan. Seperti halnya pasar Mlilir di Madiun, ditandai dengan banyaknya orang setiap harinya memadati pasar tradisional. Bahkan mereka sudah memulai kegiatannya pada pagi buta atau dini hari.

Kesederhanaan cara berjualan di pasar tradisional juga menarik untuk dibahas. Penjual di pasar biasanya menggunakan dasaran terbuka yang dialasi menggunakan tikar sederhana. Ada juga yang menggunakan meja dan juga kursi hingga menyewa kios atau toko yang berada di dalam pasar.

Pasar tradisional justru menjadi tempat yang lengkap menjual bahan-bahan makanan mulai dari rempah-rempah (kunyit, lengkuas, jahe, sereh, dll), bahan makanan mentah (ayam, daging sapi, ikan, sayur-sayuran, telur, dll), makanan matang (kue, jajan tradisional, sayuran matang, gorengan, dll), barang dapur, barang elektronik, hingga berbagai jasa (jahit, penggilingan, dll).

Umumnya pasar beroperasi dari pagi buta hingga sore, namun saat sore hari sudah tidak seramai itu. Biasanya jika ada yang berjualan yakni pedagang-pedagang makanan seperti nasi goreng, sate, lalapan, dan lain-lain yang berjualan di area depan pasar.

Jadi meskipun kini sudah banyak pasar modern yang hadir hendaknya kita juga menjaga adanya pasar tradisional agar tidak hilang. Karena itu juga menjadi penggerak roda perekonomian pedagang-pedagang kecil yang ada di pasar.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *