Ikut Nguri-Nguri Budaya Jawa, 9 SMA di Ponorogo Berkompetisi dalam Lomba Karawitan Hari Jadi Ponorogo ke 528

Aswajanews – Selain Grebeg Suro, ternyata Ponorogo tak bisa dilepaskan dari kegiatan Budaya. Sehingga tidak salah kalau Ponorogo terkenal dengan kota budaya.

Di bulan Agustus 2024, saat memasuki usia yang 528 pemkab Ponorogo adakan lomba karawitan yang diperuntukkan khusus pemberdayaan perempuan dan siswa sekolah. Selain mewajibkan semua pegawai instansi pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta untuk berpakaian khas Ponorogo yaitu Penadon untuk pria dan pendamping penadon untuk wanita.

Semarak Hari jadi Ponorogo ke 528, Pemkab Ponorogo mengadakan lomba karawitan di pendopo agung kabupaten. Lomba yang digelar tanggal 5-8 Agustus 2024 itu diikuti oleh kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setiap kecamatan, 14 SD, 17 SMP serta 8 SMA di Ponorogo.

Menariknya pada hari Rabu, 7 Agustus 2024 ada 9 grup karawitan remaja dari 9 Sekolah yang eksis mengikuti perlombaan kesenian yang mulai ditinggalkan siswa usia Remaja. Diantaranya:

  1. MA PP.Al Islam Joresan.
  2. SMAN 2 Ponorogo.
  3. SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo.
  4. SMAN Ngrayun.
  5. SMKN 1 Ponorogo.
  6. SMAN Slahung.
  7. SMAN Badegan.
  8. SMAN 3 Ponorogo.
  9. SMAN 1 Ponorogo.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dalam sambutan pembukaan lomba karawitan mengatakan, “Melestarikan budaya melalui lomba karawitan ini adalah salah satu cara untuk menjaga dan meneruskan tradisi kita. Anak-anak dan ibu-ibu PKK adalah kunci utama dalam melestarikan budaya di Ponorogo.”

Bupati, yang akrab disapa Kang Giri, berharap regenerasi budaya karawitan dapat terus berjalan dengan baik. “Ini adalah bagian dari upaya kita untuk menjaga eksistensi warisan leluhur di tengah gempuran musik dari luar,” tambahnya.

Kang Giri juga menyampaikan apresiasi kepada sekolah sekolah terutama tingkat SMA. Karena di sekolah yang didalamnya usia remaja mulai meninggalkan tradisi dan budaya lokal. Banyak yang memilih mengembangkan budaya luar yang lebih modern. Bersyukur ini masih ada beberapa Sekolah yang mampu membimbing siswanya untuk mengembangkan potensi siswa melalui budaya karawitan.

“Semoga di tahun tahun yang akan datang lebih banyak sekolah sekolah yang terus berupaya mengembangkan semi karawitan ini.” Imbuh bupati yang juga pengurus LESBUMI Jawa Timur ini.(IIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *