Aswaja News – Adanya kemungkinan perbedaan awal Ramadhan tahun 1445 H atau tahun 2024 ini, mendorong MA Al Islam untuk bergerak cepat untuk melaksanakan ujian kompetensi siswa MA Al Islam Joresan di bidang mata pelajaran Ilmu Falak.
Pada Hari Rabu, tanggal 6 Maret 2024, sekitar 300 siswa kelas XI atau 5 Madrasah Aliyah Al Islam mengadakan praktek Penentuan Hisab Awal Bulan Hijriyah.Pada praktek penentuan awal Ramadhan Syawwal dan Dzulhijjah ini dibimbing langsung oleh K.Safrudin Rusydi dan team dari lajnah Falaqiyah Pondok Pesantren Al Islam Joresan Ponorogo.
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang di buka oleh Kepala Madrasah Ust. Imron Ahmadi, S.Ag. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemantapan pemaparan umum tentang teori penentuan awal bulan Hijriyah melalui teori Almanak Nautika yang sebenarnya sudah disampaikan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam penyampaian materi team Hisab Rukyat Pondok Pesantren Al Islam Joresan menjelaskan ada 3 (tiga) hal yang bisa membuat perbedaan dalam menentukan awal bulan Ramadhan tersebut. Pertama adanya perbedaan sistem hisab yang dipakai, kedua perbedaan kriteria penentuan awal bulan Qomariyah dan ketiga perbedaan Matla’. Perbedaan Matla’ yaitu matla’ alam Internasional global yaitu dimanapun kita lihat hilal kita ikut.
Matla’ Regional (kedekatan wilayah) misalnya Indonesia bertetangga dengan Malaysia kalau Malaysia sudah kelihatan hilal maka Negara Indonesia juga ikut mempertimbangkan, matla’ nasional dan matla’ daerah. Terdapat perbedaan sistem hisab baik urfi maupun hakiki. Hisab urfi merupakan sistem hisab yang didasarkan pada perjalanan rata-rata dari revolusi bulan dan bumi sedangkan sistem hisab hakiki yaitu sistem hisab yang didasarkan pada perjalanan yang sebenarnya dalam revolusi bulan dan bumi.
Ditambahkan, Sedangkan kriteria penentuan awal bulan berdasarkan wujudul hilal, inkanur rukiyah, rukiyatul hilal bil fi’li dan ijtima’ qoblal fajri’ serta ijtima qobla dzukri. Kalau kriteria penentuan awal bulan standart menggunakan sistem hisab hakiki kotemporer, berpedoman pada ufuk mar’i dan menggunakan kriteria mabims.
“Kriteria mabims adalah tinggi hilal minimal 4 derajat, elongasi dari matahari minimal 3 derajat atau umur bulan mulai saat itjima atau mulai saat matahari dan bulan dalam satu bujur astronomis yang sama sampai dengan terbenar matahari minimal 8 jam.” imbuh ust. Safrudin.
Seperti diketahui, awal permulaan Ramadhan tahun. 1445 H ini kemungkinan besar ada perbedaan. Karena hilal pada saat terbenamnya matahari pada tanggal 10 Maret ini belum bisa dirukyat karena masih jauh dibawah ufuk. Karena ijtima’ terjadi pada pukul 16.00 sore hari.
Imron Ahmadi, sebagai Kepala Madrasah menyampaikan, bahwa ilmu Falak merupakan mata pelajaran pokok yang diajarkan di Madrasah Aliyah Al Islam yang diajarkan di setiap jenjang mulai kelas X,XI dan XII. Hal ini merupakan bentuk Nilai Plus Madrasahnya yang tidak dimiliki madrasah lain. Dalam ilmu Falak, selain penentuan Awal bulan Hijriyah juga dipelajari penentuan arah kiblat dan penentuan waktu sholat lima waktu. Sehingga ilmu ini sangat penting untuk menunjang pemahaman dalam menentukan ibadah baik Sholat maupun Puasa dan Hari Raya umat Islam. (IIM)