Menyalakan Semangat Merah Putih

Oleh: Rosadi Jamani (Dosen Universitas NU Kalimantan Barat)

Waktu SD, guru memaknai bendera merah putih, merah tandanya berani, putih tandanya suci. Masih ingat ya. Merah identik dengan keberanian, tidak pernah takut. Putih identik dengan kesucian, kebersihan, dan ketulusan. Begitu kan kata guru kita. Bahkan, kata the founding fathers negeri ini.

Setiap Agustus, seluruh rakyat Indonesia diminta mengibarkan bendera merah putih di depan rumah. Saya sudah pasang 2 Agustus lalu. Warga yang baik ni saya, hehehe. Semoga kalian sudah pasang juga. Yang belum segera dipasang kawan. Tandanya kita menghormati jerih payah para pejuang kemerdekaan. Tanda kita tidak lupa bahwa negeri ini merdeka bukan hadiah, melainkan hasil perjuangan. Gitu maksudnya. Bukan hormat bendera lalu dibilang haram bid’ah pula. Kacau.

Coba amati perang Rusia vs Ukraina. Pada saat pertempuran di Bakhmut yang memakan waktu berbulan-bulan, sangat dahsyat. Pertempuran yang memakan banyak korban jiwa. Hampir seluruh bangunan rata oleh bom. Pemenangannya tentara bayaran Wagner pro Rusia. Begitu ditaklukkan, pertama yang dilakukan mengibarkan bendera Rusia. Seluruh bendera Ukraina di daerah itu diturunkan, disobek, dan dibakar. Artinya apa? Bendera itu simbol kemenangan. Wajib dikibarkan bila mendapatkan kemenangan. Wajib terus berkibar sebagai tanda menjaga kemenangan sepanjang masa. Untuk bisa mengibarkan bendera itu butuh banyak pengorbanan tentara, harta benda, dan keluarga. Jadi, jangan lihat bendera saja berkibar, tapi lihatlah story di belakang bendera itu.

Sekarang tinggal hitungan hari, negeri ini merayakan kemerdekaan 17 Agustus 1945 ke-78. Apa yang dilakukan? Pasti mengibarkan sang saka merah putih di istana. Acara ini dianggap sakral dan disiarkan ke seluruh penjuru tanah air. Putra dan putri terbaik dari seluruh Indonesia bertugas mengibarkan merah putih ini. Ini menandakan, pemerintah beserta seluruh rakyat tidak melupakan para pejuang kemerdekaan.

Soal merah dan putih. Merah itu berani dan putih itu suci. Saya rasa maknanya belum luntur sampai saat ini. Cuma, tak sedikit yang memanipulasi maknanya. Dulu, banyak orang berjuang karena benar. Berani karena benar. Sekarang justru banyak, berani karena bayar. Orang menjadi berani karena ada yang membayar. Sehingga apapun yang diperjuangkan, dianggap lelucon. Kadang jadi bahan candaan. “Lihat no…pasukan nasbung bergerak!” Mereka teriak-teriak dengan gagah berani, seolah-olah membela rakyat, ujungnya demi bayaran. Kalau tak dibayar, tidak akan turun. Wajar sih saat ini, tak ada makan siang gratis. Untuk menggerakkan massa, tak bisa hanya sekadar imbauan di medsos. Butuh dana besar wak. Yang turun itu anak orang, harus dikasih makan.

Berbeda dengan para pejuang dulu. Bergerak turun, nyawa taruhannnya. Tak sedikit yang tak kembali lagi ke rumahnya. Semata-mata demi merah putih berkibar. Mereka tulus berjuang demi kemerdekaan yang kita rasakan saat ini.

Lalu putih tandanya suci dan bersih. Selain berani membela kebenaran, hati juga suci, bersih, dan tulus. Semata-mata berjuang demi rakyat. Bukan demi cukong, oligarki, sembilan naga, asing dan aseng, dan sebagainya. Demi rakyat secara luas. Bagian ini seru juga. Pemerintah plus wakil rakyat pasti berjuang demi rakyat. Persoalannya, merata atau tidak. Itu saja. Dengan anggaran terbatas (karena belum dinobatkan negara maju), susah dalam waktu singkat meratakan pembangunan. Sekarang sedikit lumayan, upaya itu mulai terlihat semenjak ibukota pindah ke Kalimantan. Kalbar saja sudah ada pelabuhan internasional. Pintu batas negara dibuat megah kalah Malaysia. Jalan-jalan mulus. Jembatan dibangun. Terasa bahwa pusat perhatian dengan Kalbar. Provinsi lain pasti merasakan itu juga.

Tulus berjuang untuk rakyat. Slogannya begitu. Tak beberapa lama ditangkap KPK. Di depan seperti malaikat (suci), di belakang tak lebih seorang iblis (bajingan). Model pejabat bermental seperti inilah yang merusak semangat kemerdekaan. Mereka layak disebut pengkhianat bangsa. Terlihat putih ternyata hatinya hitam. Orang macam inilah musuh kita sebenarnya, wajib diperangi dengan semangat merah putih.

Mari kita gelorakan lagi semangat merah putih. Merah berani membela kebenaran untuk rakyat. Putih tulus berjuang semata-mata demi Indonesia maju. Merdekaaa….! #camanewak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *