Aswaja News – Lelaki yang tempo hari bermalam di hotel bintang lima, kemaren menambah bookingnya untuk satu malam lagi. Setelah berbuka puasa dan merasakan nikmatnya puasa tarwiyah, ia ingin melanjutkannya dengan Puasa Arafah.
Ketika itu ia bercakap dengan resepsionis hotel “saya besok pagi akan Puasa Arafah, tentu besok pagi saya tidak ikut makan pagi di restoran hotel ini, apa bisa diganti dengan sahur nanti malam?”, jawabnya, maaf pak tidak bisa, karena restoran hotel tidak buka di tengah malam”.
Lelaki itu bergegas menyiapkan makan sahur seadanya, lalu ia mengambil roti basah, coklat dan sebotol air mineral dari mobilnya untuk dibawa ke kamar.
Sesampainya di kamar ia menelpon seorang kiai, “kiai, besok malam kan malam Idul Adha, amalan apa yang bisa saya lakukan?”, jawabnya, “hidupkanlah malam Idul Adha dengan bertasbih, bertahmid dan bertakbir serta shalat malam, ketahuilah! barangsiapa yang menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adha, maka kelak pada hari kiamat hatinya akan dihidupkan ketika kebanyakan hati manusia sedang mati”.
Hadits nabi:
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَحْيَى لَيْلَةَ الْفِطْرِوَلَيْلَةَ الْأَضْحَى لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ الْقُلُوْبُ
Artinya:
Rasulullah Shallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan Idul Adha maka tidak mati hatinya pada hari di mana semua hati mati. (Targhib Wat Tarhib)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri