Tafsir Nusantara Mbah Moen

Oleh el-Fatih

Al-hamdulillah, al-faqir bisa tabarrukan kepada Muallif kitab Tafsir “kalla saya’lamun” sebuah tafsir yang merekam tafsiran2 Mbah Moen terhadap ayat2 al-Qur’an saat ngaji tafsir jalalain di mushalla al-anwar Sarang Rembang.

Lora Ismail Aschal tertarik mencatat tafsiran2 Mbah Moen ini, karena bagi sang Lora, tafsiran Mbah Moen ini sangat menarik dan sangat sayang jika dibiarkan saja tanpa ada yang mencatatnya.

Salah satu corak tafsiran Mbah Moen ialah ke INDONESIA-an banget, ayat-ayat al-Qur’an dihadapan beliau sangatlah hidup dan sangat membumi, seAKAN2 ayat ini baru saja diturunkan sebagai kado terindah buat negera kita tercinta INDONESIA.

Membaca Tafsiran2 Mbah Moen seolah2 al-Qur’an baru saja turun khusus buat kita sebagai teguran atau Motivasi bagi kita. Al-qur’an terasa hidup jika disampaikan oleh Ahlul Qur’an.

Berikut Tafsir KH Maimoen Zubair Terkait Indonesia yang berhasil direkam dengan baik oleh Lora Ismail Aschal.


  1. Dalam awal-awal surat Yasin, dijelaskan bahwa Alquran diturunkan pada Rasulullah untuk:

﴿لِتُنذِرَ قَومًا ما أُنذِرَ ءاباؤُهُم فَهُم غٰفِلونَ﴾

“Supaya engkau memberikan indzar pada kaum yang nenek moyangnya belum pernah terkena indzar dan risalah sama sekali”.

  • Kita tau bahwa ada kaum sebelum Nabi Muhammad yang sudah pernah diperingati para rasul, yaitu yahudi, mereka dikirim berbagai utusan dari Allah sejak era nabi Ibrahim di Syam. Juga nasrani, mereka dahulu dipegang oleh Nabi Isa. Juga umat para nabi sebelumnya.
  • Di dunia ini, agama yang benar adalah agama yang dibawa oleh para nabi, sehingga ketika ada agama yang dibuat-buat, berarti dikatakan musyrik.
  • Kaum yang belum pernah didatangi risalah kenabian sejak dahulu sebelum Nabi adalah dunia bagian timur, termasuk Jawa. Maka Jawa, Indonesia, masuk kedalam ayat tersebut secara makna.
  • Yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan risalahNya adalah Rasulullah, ( لِتُنْذِرَ ). Ketika beliau sudah ada di sisi Allah, ternyata yang pertama menyampaikan dan meramaikan risalah ini ke bumi Nusantara adalah walisongo yang notabene keturunan beliau, sedangkan sebuah keturunan jelas merupakan bagian dari darah daging nenek moyangnya.
  • Jadi inilah bukti bahwa Rasulullah memang diutus kepada seluruh manusia, baik arab ataupun non arab, baik yang pernah didatangi risalah sebelumnya, ataupun belum, sesuai dengan yang ditetapkan dalam Alquran. Agamanya disebar oleh keturunan, dan ajarannya diperkokoh oleh ulama.

  1. Awal-awal surat ar-rum, Indonesia mendapatkan anugerah kemiripan tragedi dengan apa yang diabadikan Alquran:

﴿الم۝غُلِبَتِ الرّومُ۝فى أَدنَى الأَرضِ وَهُم مِن بَعدِ غَلَبِهِم سَيَغلِبونَ۝فى بِضعِ سِنينَ لِلَّهِ الأَمرُ مِن قَبلُ وَمِن بَعدُ وَيَومَئِذٍ يَفرَحُ المُؤمِنونَ۝بِنَصرِ اللَّهِ يَنصُرُ مَن يَشاءُ وَهُوَ العَزيزُ الرَّحيمُ﴾ [الروم: 1 – 5]

  • Di ayat tersebut Allah menjelaskan beberapa fakta; dulu pernah terjadi perang antara Rum dan Persia. Rum sebagai bangsa ahlul kitab, dan Persia sebagai bangsa penyembah api. Keduanya berperang, orang Islam di Mekah ikut update mendengar kabar tentang perang tersebut.
  • Awalnya Rum kalah, kemudian setelah sekian tahun Persia kalah, dan di hari itu, Umat Islam juga mendapatkan kebahagiaan yang besar, yaitu kemenangan Badar.
  • Indonesia juga mengalami hal yang mirip dengan apa yang dialami Umat Islam di masa Rasulullah itu. Belanda adalah Negara Eropa, sama seperti Rum. Sedangkan Jepang adalah negara penyembah api, sama seperti Persia. Benar-benar mirip.
  • Ketika Jepang merebut Indonesia dari penjajahan Belanda, sama persis dengan ketika Persia menang atas Rum dan menguasai tempat yang dikuasai Rum.
  • Beberapa tahun kemudian, Sekutu yang termasuk diantaranya adalah Belanda, mengalahkan Jepang yang berserikat dengan Jerman. Persis ketika pasukan Rum mengalahkan Persia.
  • Yaitu ketika Jepang terkena Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu, sehingga mereka kalah. Dan di hari-hari itu, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Persis seperti kekalahan Persia oleh Rum, dimana pada hari-hari itu Umat Islam mendapatkan kemenangan besar dalam perang Badar.
  • Maka Indonesia dan Islam di masa Rasulullah memiliki kemiripan yang banyak. Itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang diridloi oleh Allah subhanahu wata’ala.

3.
Indonesia adalah bentuk dari akhir surat Al-Fath, yakni:

﴿… وَمَثَلُهُم فِى الإِنجيلِ كَزَرعٍ أَخرَجَ شَطـَٔهُ فَـٔازَرَهُ فَاستَغلَظَ فَاستَوىٰ عَلىٰ سوقِهِ يُعجِبُ الزُّرّاعَ لِيَغيظَ بِهِمُ الكُفّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذينَ ءامَنوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنهُم مَغفِرَةً وَأَجرًا عَظيمًا﴾ [الفتح: 29 – 29]

Indonesia itu seperti padi. Cara berkekeluargaan dan berkebangsaannya mirip seperti fenomena padi, tunasnya tumbuh untuk menguatkan tanaman tersebut sehingga ia menjadi besar dan tegak lurus diatas pokoknya.

Keluarga di Indonesia, anak-anak mereka tidak dibiarkan oleh orang tuanya tumbuh dan berkembang begitu saja, tidak diberikan kehidupan bebas, tapi tetap dalam pengawasan orangtua, dan itulah yang menyebabkan kuatnya sebuah keluarga ataupun komunitas.

Setelah besarpun, mereka tidak lepas sepenuhnya, tetap saling menguatkan, bersatu dalam komunitas, sehingga dengan ini kesuksesan bisa diraih bersama. Berbeda dengan kehidupan diluar sana yang mengkelekerkan tunas mudanya dengan alasan kebebasan berpendapat.

Jika Indonesia terus begini, maka inilah sebuah bukti keimanan dan bentuk amal solih yang dijanjikan balasan agung oleh Allah subhanahu wata’ala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *