Resmi Tiga Perahu

Rosadi Jamani
(Ketua Satupena Kalbar)

Bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo, tidak ada lagi teka-teki. Pilpres 2024, resmi diikuti tiga perahu. Perahu pertama diwakili Nasdem, Demokrat, dan PKS. Perahu kedua PDIP, PPP, Perindo, Hanura. Perahu terakhir Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN. Tidak ada lagi perahu keempat. KIB secara otomatis bubar. Tiga perahu, tiga Capres. Anies, Ganjar, dan Prabowo. Untuk Cawapres, masih wait and see.

Bergabungnya Golkar dan PAN tentu memperkuat barisan Prabowo. Keempatnya penghuni Senayan. Basisnya merata se-Indonesia. Keempatnya juga koalisi pemerintah. All president’s mens hampir dipastikan terwujud. Bahasa warung kopinya, semua anak buah Jokowi.

Anies yang diusung Nasdem, Demokrat, dan PKS, tak lepas dari All President’s Mens. Lho kok bisa? Ya, iyalah. Nasdem itu siapa? Sampai saat ini masih nyatu dengan koalisi pemerintah di bawah kendali Jokowi. Geng Anies bila mengkritik pemerintah kadang lucu juga, lha wong Nasdem itu bagian dari pemerintah. Masih ada dua menterinya bercokol dalam tubuh rezim. So, all the president’s mens.

Dari tiga kandidat Capres siapa paling berpeluang menang? Survei Denny JA, memastikan Pilpres berlangsung dua putaran. Artinya, salah satu kandidat akan tersingkir di awal. Siapa itu? Kalau lihat dari semua lembaga survei, Anies selalu meraih suara paling kecil. Sementara Prabowo dan Ganjar, selisihnya hampir seimbang. Kadang saling menyalip. Bulan ini Prabowo, bulan berikutnya Ganjar. Kenapa, karena selisih suara hampir berimbang. Itu berdasarkan survei. Tapi, kalau ditanya kubu Anies, pasti menang dong. Bahkan, banyak narasi yang disebar di WAG, tak ada lagi kata “Insyaallah” melainkan sudah pasti menang. Wajar dong. Untuk apa bertarung kalau untuk kalah. Harus menang.

Kembali soal koalisi. Tiga perahu sudah jelas. Apakah ada perubahan? Bisa saja berubah. Sebelum janur kuning melengkung, alamak mau nikahan pula, maksudnya sebelum didaftarkan ke KPU, apapun bisa berubah. Koalisi yang sudah terbentuk itu, sangat mungkin bubar. Dari tiga perahu, menjadi dua perahu, bisa saja. Kalau mau nambah jadi empat, bisa juga, tapi kecil. Antara tiga dan dua. Kalau mau cepat, cukup dua pasang saja. Hemat anggaran lagi. Kalau tiga pasang, pasti dua putaran, tak mungkin ada capres bisa meraih suara 50% plus satu. Risiko, APBN akan terkuras. Bahasa kaum aktivis, alangkah baiknya anggaran triliunan itu untuk rakyat kecil. Dari pada memilih presiden yang belum tentu berpihak pada rakyat kecil. Gitu katanya.

Tiga koalisi sudah jelas penampakannya, tak ada lagi abu-abu. Bakal capres juga sudah nyata. Berikutnya, soal siapa bakal calon wakil presiden (bacawapres)? Nasdem lewat bigbosnya, Surya Paloh menyatakan, bacawapres Anies akan diumumkan last minute, detik-detik akhir daftar ke KPU. Mega akan umumkan bacawapres Ganjar pada September depan. Prabowo walau belum pasti, diawal dibentuknya koalisi akan berpasangan dengan Cak Imin. Sejauh ini belum ada perubahan. Setelah gabungnya Golkar dan PAN, apakah Cak Imin masih dipasangkan dengan Prabowo, belum tahu. Apalagi PAN selalu menjual Erick Thohir untuk bacawapres. Apakah masih ngotot nyodorkan Erick? Belum tahu. Apalagi Golkar, pasti menyodorkan Airlangga sebagai wakil Prabowo. Masa’ partai besar tak usung kader sendiri. Penentuan siapa Bacawapres, berita yang akan selalu ditunggu berikutnya. Wakil bisa jadi penentu. Isunya tak lagi dari kader NU, wakil perempuan, purnawirawan TNI, dan Indonesia Timur. Jangan heran, episode berikutnya kader NU akan jadi rebutan.

Makin asyik ya, ngopi pun begitu. Nikmati Pilpres dengan kegembiraan kawan.

camanewak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *