Kiai Ageng Besari, Mahaguru Para Raja dan Ulama dari Ponorogo

AswajaNews – Kiai Ageng Besari adalah tokoh penyebar Islam di Ponorogo pada abad ke-17. Ia dikenal mahaguru para Raja Jawa. Ia merupakan kakek dari Kiai Muhammad Hasan Besari, ulama abad ke-18 yang disebut Gus Dur sebagai monumen perpaduan antara Islam dan nasionalisme.

Kiai Ageng Besari pun demikian. Ia merupakan perpaduan antara karakter agamawan dan bangsawan. Dari jalur ayah, yakni Kiai Anom Besari Caruban, Madiun, Kiai Ageng Besari merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Sedangkan dari garis keturunan Ibu (Nyai Anom Besari), nasabnya sampai kepada Rasulullah SAW melalui garis Sayyidati Fatimah Az-Zahra.

Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari juga keturunan dari Kiai Ageng Muhammad Besari dari jalur Kiai Basyariyah Sewulan, Kabupaten Madiun, yang menjadi menantu Kiai Bin Umar Banjarsari.

Kiai Ageng Besari adalah pendiri Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari pada awal abad 17 M. Menurut Mbah Kicuk Suparnun selaku salah satu dzurriyah Tegalsari, semua pondok pesantren yang ada di Jawa rata-rata didirikan oleh keturunan dari Tegalsari.

“Banyak pondok di Jawa yang memiliki hubungan erat dengan Mbah Besari, seperti Pondok Lirboyo, Ploso,  Jampes,  Tremas, dan lain-lain masih mempunyai nasab sampai Tegalsari,” Ucap Mbah Kicuk.

Disebutkan pula bahwa dari garis keturunan Kiai Ageng Besari pula kelak lahir sosok Sultan Kartasura, yakni Pakunuwono II, Begawan Kasultanan Kartasura Raden Ngabehi Ronggowarsito, dan tokoh pergerakan kemerdekaan HOS Tjokroaminoto. Pendiri Pondok Pesantren Tremas Pacitan, KH Abdul Mannan, juga pernah nyantri di Tegalsari.

“Haul ini untuk peringatan beliau bersih desa berdoa keselamatan agar semuanya selamat dari pandemi dan semoga segera berakhir, Ungkap Imam Masjid Tegalsari, KH Syamsuddin.

Sumber: https://jatim.nu.or.id/matraman/kiai-ageng-besari-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *