Menjaga Ekosistem Menjaga Kehidupan

Oleh : Elsa Monica

Aswaja News-Indonesia memiliki flora dan fauna yang beragam, dengan kekayaan hayati yang melimpah, tentu hal ini menjadi tanggung jawab besar untuk melestarikannya, menjaga, dan merawatnya. Hubungan flora dan fauna dengan lingkungannya memiliki keterhubungan yang kuat satu sama lain. Apabila salah satu bagian mengalami kerusakan, maka sangat memungkinkan akan berdampak pada bagian lainnya.

A.G. Tansley seorang ahli botani yang berasal dari Inggris pada tahun 1935 untuk pertama kalinya memperkenalkan istilah “ekosistem”. Ia mengemukakan pemikirannya mengenai ekosistem, yang menekankan bahwa organisme hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungan fisiknya.

Makhluk hidup dan lingkungan, keduanya saling berinteraksi membentuk kesatuan yang utuh. Kesatuan yang utuh antara makhluk hidup dan lingkungannya yang dapat menciptakan produktivitas lingkungan hidup.

Kehidupan modernitas yang membawa banyak perubahan tatanan kehidupan, memunculkan tantangan baru bagi kelestarian makhluk hidup. Pemanfaatan sumber daya alam dalam jumlah besar atau bahkan pengalihan fungsi lahan pada sektor lain memiliki dampak yang signifikan pada perubahan ekosistem lingkungan. Munculnya bencana kebumian yang sering terjadi, akibat dari aktivitas manusia terhadap alam semesta menjadi fenomena nyata bahwa tanpa pertimbangan dan pengetahuan yang luhur, aktivitas manusia pada alam yang berlebihan dapat menghancurkan kehidupan.

Salah satu fakta nyata yang saat ini dapat kita temui adalah munculnya pemanasan global di bumi. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan karbondioksida. Dengan jumlah pohon sebagai penghasil oksigen yang dapat mengikat karbondioksida tidak sebanding dengan jumlah karbondioksida yang tersebar, tentu hal ini berakibat dengan munculnya pemanasan global di bumi.
Perlu kita ketahui, bahwa satu pohon besar yang

tumbuh diketahui mampu menyerap karbondioksiada sekitar 22 – 25 kg CO2  per tahun dan mampu menghasilkan oksigen sekitar 130 kg per tahun. Jika keberadaan pohon tergantikan, bagaimana kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi? Dimana hampir seluruh makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kehidupannya.

Fakta lain juga menunjukkan bahwa makhluk hidup yang ada dilautan yaitu fitoplankton menjadi penyumbang oksigen terbesar di bumi. Hampir 50 – 85% dari total oksigen yang ada berasal dari fitoplankton di lautan. Sebagaimana tumbuhan yang ada di darat, fitoplankton juga melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen sebagai produknya. Dengan jumlahnya yang tak terhitung, kemampuan fotosintesis yang efisien,  dan tersebar di peraiaran seluruh dunia menjadikan fitoplankton sebagai pahlawan yang tidak terlihat namun berdampak besar bagi keberlangsungan kehidupan.

Oksigen sebagai jantung kehidupan memiliki peran yang sangat penting. Banyaknya kerusakan alam semesta yang menimbulkan bencana menjadi fakta nyata akibat perilaku tidak terpuji pada alam. Selayaknya ciptaan Tuhan, alam semesta tercipta bukan hanya untuk dimanfaatkan dengan kepentingan tertentu. Alam semesta tercipta untuk keberlangsungan hajat hidup semua unsur didalamnya. Maka merawat, melestarikan, dan menjaganya adalah hal yang mutlak dilakukan.

Dalam kalamnya, Allah swt berfirman pada surat al-Baqoroh 205 :

وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ

Artinya: “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.”

Dari surat al-Baqoroh dapat kita pahami bahwa perbuatan merusak alam sangat Allah tidak sukai. Allah menciptakan segalanya yang ada dimuka bumi ini tanpa ada satupun yang sia-sia. Allah jadikan mudah segala yang sulit untuk keberlangsungan kehidupan. Jika mulai saat ini, kita mulai menyadari untuk merawat, melestarikan, menjaga dan melindungi alam semesta dari kerusakan, maka alam akan menjaga segalanya dan makhluk hidup yang ada didalamnya.

Alam yang diciptakan oleh Tuhan tanpa ada sedikit kurang, memiliki caranya untuk mencintai yang merawat, menjaga, dan melindunginya.

Gambar : Raja Ampat
Sumber :  Papua Explorers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *