Aswaja News – Nama Muhamad Sholikhan mungkin belum sepopuler tokoh-tokoh nasional, tetapi bagi kalangan muda dan pelaku industri kreatif di Ponorogo, ia adalah simbol perubahan. Lahir dan besar di Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Sholikhan tumbuh dalam nuansa kehidupan desa yang penuh empati sosial. Masa remajanya dihabiskan di pesantren, tempat ia menyerap nilai-nilai keislaman dan belajar menjadi manusia yang bermanfaat, bukan sekadar pandai, Sabtu (03/05/2025).
Namun, dunia luar pesantren memberinya tantangan baru. Selepas nyantri, ia memutuskan melanjutkan studi dan membuka mata terhadap realitas digital. Dari sanalah titik balik itu bermula. Tahun 2022, pasca-pandemi, ia menggagas Societymedia, sebuah agensi digital yang membantu UMKM lokal untuk naik kelas melalui branding dan konten kreatif. Ketertinggalan digital Ponorogo menjadi kegelisahan yang ia jawab lewat aksi nyata.
Tak berhenti di situ, Sholikhan kemudian mendirikan Podcast Ponorogo, yang disebut-sebut sebagai pionir podcast lokal pertama yang konsisten mengangkat isu-isu daerah. Lewat kanal ini, ia tak hanya membagikan informasi, tetapi juga membangun opini publik yang lebih sehat. Kini, Podcast Ponorogo bertransformasi menjadi media sosial berbasis infotainment—berita, edukasi, dan hiburan dalam satu paket digital kreatif.
Di balik sosoknya yang akrab dengan tokoh-tokoh partai atau pejabat, Sholikhan menyimpan prinsip sederhana: “Entah saya dimanfaatkan atau memberi manfaat, yang penting saya bermanfaat.” Sebuah filosofi hidup yang menuntunnya untuk terus bergerak, membangun ekosistem digital lokal yang lebih hidup.
Kegelisahannya terhadap anak muda yang mudah terbawa tren tanpa konsistensi menjadi semacam pesan moral yang ia ulang dalam setiap kesempatan: “Jangan hanya jadi penonton, jadilah yang ditonton. Jangan ikut arus, ciptakan arus.”
Saat ditanya soal masa depan Podcast Ponorogo, ia menjawab mantap: “Target kami bukan hanya dikenal sebagai media lokal. Kami ingin membawa Ponorogo dikenal secara nasional, lewat konten yang membumi namun profesional.”
Muhamad Sholikhan bukan hanya anak desa yang bisa bikin konten. Ia adalah anak muda yang menulis narasi masa depan Ponorogo—dengan mikrofon, kamera, dan niat tulus untuk mengubah keadaan.
Source Chanel Youtube Project Sepulang Kuliah
Muhamad Sholikhan: Santri Digital dari Lereng Gunung yang Menggugah Ponorogo Lewat Media
