Aswaja News – Masyarakan Kabupaten Ponorogo beberapa bulan terakhir ini sedang dilanda kegelisahan sebab adanya kebijakan baru dari pemerintah yakni perubahan arus menjadi satu arah di beberapa titik.
Kebijakan ini sebelumnya juga sudah dilakukan uji coba dan tentu seluruh warga Ponorogo sudah beradaptasi dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah.
Bupati Ponorogo, Kang Sugiri Sancoko dalam keterangannya memberikan penjelasan mengapa pemerintah menerapkan kebijakan jalan satu arah yang terus berubah dalam waktu terakhir ini.
“Pertama, memang kota cantik itu penting karena menjadi kota wisata, jangan sampai kemudian ketika wisata sudah bagus kotanya belum cantik, tiba saat tiba akal kita akan kedandapan, kedandapan menerima wisatawan lalu kemudian kita bingung, bongkar pasang. Maka sebelum monumen reog kita resmikan akhir tahun ini, saya pengen kemudian kota di Ponorogo sudah bagus,” ujar Bupati Ponorogo Kang Giri, yang dilansir dari akun Instagram resmi @ponorogokab, pada 17/03/2024.
Bupati Kang Giri juga menambahkan bahwa adanya jalan satu arah yang sedang dilakukan uji coba ini memiliki prinsip kuat sehingga dampaknya adalah kebaikan di suatu hari nanti.
“Tapi prinsipnya, kota (jalan protokol) satu arah itu penting untuk memperluas cakupan kota”, pungkasnya.***
(Intan Gandhini)
Kalau alasannya untuk mempercantik kota harusnya tidak seperti sekarang kanan dan kiri jalan penuh parkiran ujung-ujungnya bisnis lahan parkir dan trotoar penuh lapak-lapak. Dimana fungsi trotoar?….dimana fungsi jalan?…
Masyarakat Ponorogo tidak bodoh. Jalan Raya kota Ponorogo yang dulu lancar dan hijau sekarang gersang dan semerawut dengan banyaknya area jalan umum yang beralih fungsi menjadi lahan parkir.
Jadi kalau memang fokus mempercantik kota bukan menambah ruwet seperti saat ini tapi memperbaiki jalan dan menambah fasilitas yang ada terutama salah satu icon Ponorogo yaitu ALUN-ALUN KOTA PONOROGO karena wisatawan juga pasti akan kesana dan harusnya diperbaiki, dan ditambah fasilitasnya dan bukan dicampakkan seperti saat ini dari dulu hingga sekarang hanya seperti itu minim fasilitas dan tertinggal jauh dari kota tetangga lainnya.
Masyarakat sudah pintar bisa menilai mana yang baik untuk masyarakat dan mana yang hanya baik untuk golongan elit bahkan politik semata
Ide bagus memperluar Cakupan wilayah kota , kotanya biar ga terfokus di daerah alon2 dan sekitarnya.
Sambil jalan menutupi kekurangan2nya
Jalur wisata telaga ngebel jan buruk pol pak giri,jalan antar kecamatan juga buruk pol,penuh dengan lubang buaya,ada sebagian cari dana sosial untuk nambal jalan.emang gak tau apa pura” gak tau, dan itu tanggung jawab siapa ya kalau boleh tau?
Se7, kebijakan 1 arah justru kontra produktif. Konsep kota modern adalah green city yg hijau sejuk, efisiency city kemana dekat shg arus lalulintas lancar tdk mbulet yg ujungnya boros BBM shg menurunkn daya beli yg smakin merosot. Double way jg cantik & modern jgn salah smart city smua bs diakses dan dikerjakan scr digital. Baca konsep IKN Nusantara sbg referensi pak
Yang saya lihat, kaki lima yang harusnya untuk pejalan kaki malah untuk jualan, untuk parkir, malah ada yang dipakai untuk mushalla. Sedangkan jalan satu arah yang lebar membuat pengendara kendaraan bermotor makin leluasa berjalan kencang sedangkan pejalan kaki yang akan menyeberang harus super sabar menunggu jalan bisa diseberangi dengan aman karena belum ada fasilitas penyeberangan meskipun hanya berupa zebra cross.
Alasan satu arah untuk mempercantik itu ngawur alasan biar bisnisnya jalan tambah ngelantur Ponorogo kota kecil kendaraan pun sedikit hanya jam jam anak sekolah kelihatan ramai setelah itu mlompong
Setiap kebijakan hendaknya melihat keluhan masyarakat