Aswaja News – Dosen Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pasuruan Pinctada Putri Pamungkas membagikan tips bagaimana mengolah daging yang baik dan dapat bertahan cukup lama meski tidak disimpan di dalam kulkas atau lemari pendingin.
“Caranya dengan diolah menjadi rendang dan sate. Ada juga dijadikan daging asap sehingga mampu bertahan selama seminggu,” ujarnya kepada NU Online Jatim.
Pinctada mengatakan, cara mengasap daging cukup mudah. Yaitu menggunakan arang yang telah menyala dan daging digantungkan di atasnya. Pengasapan dilakukan selama empat jam agar air di dalam daging benar-benar keluar dan menghasilkan aroma daging yang khas.
“Asap yang panas dari arang itu yang membuat daging jadi matang sekaligus bisa jadi pengawet alami. Bahkan, asap arang juga memberikan aroma dan rasa yang khas,” ujar dosen Teknologi Hasil Pertanian ITSNU Pasuruan itu.
“Ada lagi olahan daging yang awet dan cocok di masa pandemi. Yaitu abon daging. Abon mempunyai kandungan air yang sedikit sehingga bakteri tidak bisa hidup,” imbuh alumnus Pascasarjana Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang itu.
Pinctada mengungkapkan, beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyimpan daging bagi masyarakat yang belum mempunyai kulkas atau lemari pendingin. Di antaranya menggunakan wadah kedap udara, ditaruh di tempat yang tidak lembab, menggunakan produk vakum sealer, dan jangan sampai mencampur makanan kering dengan makanan basah.
Untuk mengempukkan daging, ia menjelaskan daging bisa dibungkus daun pepaya, direndam larutan nanas, dan potong daging searah dengan seratnya. Bila mau disate, daging baiknya ditimpuk-timpuk dulu agar otot daging ambyar.
Pinctada mengatakan, tips itu cocok diterapkan di masa kurban seperti sekarang. Sebab, biasanya warga menyetok daging bagitu banyak sehingga cukup dimakan berhari-hari.