Ngaji Kitab: Kitab Hadits Kondang Karangan Imam Nawawi

Aswaja NewsAl-Arba’in An-Nawawiyah adalah sebuah kitab berisi kumpulan hadis ringkas yang sangat masyhur dikalangan masyarakat muslim Indonesia bahkan dunia. Kitab ini merupakan karangan ulama kondang dari kalangan mazhab Syafi’i, yaitu Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Husain bin Muhammad Jum’ah bin Hizam An-Nawawi, seorang ulama yang alim lagi zuhud dan sangat mencintai ilmu, sehingga banyak tulisan-tulisan yang lahir darinya.

Beberapa kitab karangan Imam Nawawi diantaranya, Syarh Shahih Muslim, Riyadhus Shalihin, Raudhatuth Thalibin, Al-Adzkar, Al-Arba’un, dan lain-lain. Ada pula karya yang belum sempat beliau sempurnakan, misalnya Al-Majmu’, Tahdzib Al-Asma’ wal Lughat, Al-Khulashah fii Ahaditsil Ahkam, dan lain-lain.

Jika dibandingkan dengan kitab Bulughul Maram, kitab Arbain Nawawiyah lebih tipis karena memuat tak sampai 50 hadits. Meskipun bernama Arba’in yang berarti 40, kitab ini tak memuat  hadits dengan jumlah yang sama persis 40, melainkan 42 hadits. Hadits-hadits tersebut  berisi asas atau fondasi dalam agama Islam baik yang ushul (pokok) maupun yang furu’ (cabang), serta hadits-hadits yang berkaitan dengan jihad, zuhud, nasihat, adab, niat-niat yang baik dan semacamnya.

Dilansir dari NU Online, dalam penulisannya Imam Nawawi termotivasi dari hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu Darda,Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhum, dari banyak jalur riwayat yang berbeda-beda: 

 أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “من حفظ على أمتي أربعين حديثاً من أمر دينهابعثه الله يوم القيامة في زمرة الفقهاء والعلماء” وفي رواية: “بعثه الله فقيها عالما،” وفي رواية أبي الدرداء: “وكنت له يوم القيامة شافعا وشهيدا”. وفي رواية ابن مسعود: قيل له: “ادخل من أي أبوب الجنة شئت” وفي رواية ابن عمر “كُتِب في زمرة العلماء وحشر في زمرة الشهداء”  

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa pun di antara umatku yang menghafal empat puluh hadits terkait perkara agamanya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat bersama golongan fuqaha dan ulama.” Dalam riwayat lain: “Allah akan membangkitkannya sebagai seorang yang faqih dan ‘alim.” Dalam riwayat Abu ad-Dardâ: “Maka aku menjadi penolong dan saksi baginya pada hari kiamat nanti.” Dalam riwayat Ibnu Mas’ud: “Dikatakan kepadanya: masuklah kau ke surga melalui pintu mana saja yang kamu kehendaki.” Dalam riwayat Ibnu Umar: “Dia dicatat sebagai golongan ulama dan dikumpulkan pada golongan orang-orang yang syahid.”

Imam Nawawi juga menyebutkan dalam mukaddimah kitab ini bahwa hadits yang beliau jadikan dasar landasan di atas statusnya dha’if (lemah) meski jalur periwayatannya banyak. Walaupun demikian menurut Dr. Mahmud at-Thahhan dalam Taysir Mushthalah al-Hadits,
hadits dha’if tetap bisa diamalkan dalam keutamaan-keutamaan (fadhail al-a’mal) selama itu tidak parah dha’ifnya.

Dalam menuliskan kitab ini Imam Nawawi hanya mencantumkan hadis-hadis shahih saja yang sebagian terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan juga Shahih Muslim. Beliau juga tidak menuliskan sanad haditsnya secara lengkap dan mendetail, dengan tujuan agar mudah dihafal dan dipelajari oleh umat.

Sebab keistimewaanya, banyak ulama yang mensyarah kitab Arba’in Nawawi, di antaranya adalah Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah karya Syekh Ibn Daqid al-‘Aid, al-Wafi fiSyarh al-Arba’in an-Nawawiyah karya Dr Mustafa Dieb al-Bugha dan Dr Muhyiddin Mistu, al-Anwar al-Muhammadiyah Syarh al-Arba’in an-Nawawiyah karya Syekh Hisyam al-Kamil, dan masih banyak lagi. 

Kitab Arba’in Nawawi sesuai untuk dipelajari semua kalangan, karena tidak perlu repot menelusuri kualitas hadits-haditsnya. Sebab kebanyakan hadits di dalam Arba’in Nawawi dinukil dari Shahih al-Bukhari dan Muslim, serta sanad yang tidak disertakan secara lengkap akan memudahkan orang-orang yang hendak menghafalnya. (DAF)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *