AswajaNews – Melalui program BAZNAS Microfinance Desa (BMD), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Ponorogo mengadakan pelatihan Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan Bagi UMKM.
Berlokasi di Aula Aswaja kampus INSURI, BAZNAS bekerjasama dengan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) untuk mengadakan pelatihan tersebut, Selasa (10/09/2024). Acara yang diikuti oleh 37 peserta ini juga dihadiri oleh Manager BMD, Dekan Fakultas Dakwah, dan Pimpinan BAZNAS Ponorogo.
Manager BMD Ponorogo, Adi Ari Hamzah, M.Sos menjelaskan, kegiatan ini merupakan program berkelanjutan dari BMD Ponorogo dan diharapkan bisa membantu pelaku usaha yang tergabung sebagai mitra untuk lebih berkembang.
“Dalam rangka mengentaskan kemiskinan di daerah, kita tidak hanya fokus pada pembiayaan modal usaha saja, tapi juga pendampingan. Pelatihan ini termasuk upaya pendampingan yang sedang dilakukan BMD Ponorogo,” jelasnya.
Selain pendampingan tentang kualitas produksi, BMD juga mendorong para pelaku usaha untuk segera mengurus administrasi.
“Sekurang-kurangnya, semoga produk-produk yang sudah berjalan ini bisa segera mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikat halal dan Nomor Induk Berusaha (NIB),” pungkas Adi.
Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Dakwah INSURI Ponorogo, Dr. Arik Dwijayanto, MA, mengungkapkan bahwa follow up dengan bentuk pelatihan semacam ini menjadi hal penting.
“Pelatihan semacam ini diharapkan bisa membantu mengembangkan usaha. Apalagi, pelatihan sebagai follow up dari agenda sebelumnya ini telah terbukti mampu mendampingi para pelaku usaha yang ada di sekitar kampus, sehingga selain meningkatkan produksi, pendapatan mereka juga bertambah,” papar Arik.
Arik juga menambahkan, pelatihan yang juga diikuti oleh mahasiswa akhir ini bisa memberi motivasi kepada mereka untuk berdikari.
“Diharapkan mahasiswa-mahasiswa yang turut hadir kelak setelah selesai kuliah bisa menjadi pengusaha muda dan berdikari,” pungkasnya.
Pimpinan BAZNAS Ponorogo, Dr. Agus Setiawan, M.Si dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan mengenai progres baik yang dilakukan oleh BMD Ponorogo.
“Adanya pinjaman modal usaha tanpa bunga dan agunan dari BMD ini diharapkan bisa mengembangkan usaha berkelanjutan. Apalagi proses BMD di Ponorogo mendapat atensi yang baik dari pusat. Dengan proses yang baik ini, semoga tahun depan pagu yang bisa dicairkan juga bertambah,” jelas Agus.
Tak hanya itu, Agus Setiawan juga mendorong dibentuknya organisasi yang mewadahi para pelaku usaha yang menjadi mitra BMD Ponorogo.
“Ke depannya, para usaha ini perlu untuk membuat organisasi, misalnya asosiasi pengusaha kecil Ponorogo untuk bisa mengakses beberapa program. Kita bisa meniru Jogja yang punya ASPUK (Asosiasi Perempuan Usaha Kecil) yang dalam berjalannya bisa mengakses bantuan ke mana pun,” pungkasnya.
Sementara itu, Mohamad Bastomi, SE., MM, pemateri pelatihan sekaligus dosen Universitas Islam Malang mengungkapkan 2 hal penting dalam menjalankan usaha, yaitu manajemen bisnis berkelanjutan dan pemasaran melalui platform media sosial.
Ia menyampaikan bahwa pengelolaan keuangan dan legalitas sebuah produk menjadi hal penting dalam menjalankan usaha untuk bisa terus berkembang.
“Dalam menjalankan usaha, jangan lupa memanajemen keuangan sebaik mungkin. Dan juga, mulai hilangkan anggapan bahwa mengurus administrasi itu ribet karena ini menjadi hal penting. Ini berkaitan dengan kualitas produk yang kita jual,” jelas Bastomi.
Bastomi juga menambahkan, hal penting lain yang perlu ditata mulai dari sekarang adalah menjajaki dunia media sosial dalam memasarkan produk.
“Digital marketing product menjadi hal penting sekaligus sebagai ujung tombak pemasaran digital. Kita harus bisa memanfaatkan berbagai platform media sosial yang ada dengan maksimal,” pungkasnya.***