Aswaja News – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyebut ada 4 agenda-agenda fundamental dalam menyongsong pengembangan NU di abad kedua.
Hal itu beliau sampaikan dalam tayangan “Eksklusif Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf Ungkap Fakta Seputar NU di Indonesia” di kanal YouTube NU Online.
Gus Yahya menjelaskan, agenda yang pertama fokus pada penyesuaian norma administrasi dan teknik manajemen untuk memperbaiki tata laksana organisasi.
“Untuk hal-hal yang terkait dengan norma-norma dan mekanisme-mekanisme pembuatan keputusan, kami bekerja untuk menyesuaikan berbagai macam instrumen normatif, berupa peraturan-peraturan perkumpulan dan berbagai macam ubo rampe-nya lah, berbagai macam aturan ikutan yang diturunkan dari peraturan-peraturan perkumpulan itu,” kata Gus Yahya.
Agenda selanjutnya menekankan pembangunan sistem kaderisasi yang berjenjang dan komprehensif untuk memperkuat sumber daya manusia organisasi.
“Kita membutuhkan personil-personil yang memiliki kapasitas standar yang dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi. Dan itu kami lakukan dengan membangun satu sistem kaderisasi yang berjenjang dan komprehensif,” ujarnya.
Kemudian yang ketiga adalah mengembangkan model aktivisme atau pola aktivisme yang ini menyangkut dua ranah utama yaitu nasional dan internasional.
“Dalam hal ini, kita melakukan reorientasi aktivisme organisasi ini kepada model kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung; yang merupakan engagement atau bersentuhan langsung dengan masyarakat; kita orientasikan ke sana: Nah, untuk arena internasional ini kita orientasikan kepada pengembangan satu gerakan global yang bisa secara konkret menjalankan strategi untuk mendapatkan atau menemukan solusi-solusi bagi berbagai masalah kemanusiaan yang dihadapi oleh masyarakat internasional saat ini,” tutur dia.
Selanjutnya, agenda yang terakhir adalah menekankan pentingnya membangun kapasitas keuangan yang lebih baik dengan mengembangkan sumber-sumber keuangan yang berkelanjutan.
“Jadi, financial sustainability. Nah, akhir agenda ini kemudian kita eksekusi dengan satu strategi bertahap, mengingat realitas masyarakat yang kita hadapi, mengingat dinamika yang berlangsung dari waktu ke waktu,” tuturnya. (mus)