Aswaja News – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama secara khusus mengadakan kunjungan silaturahmi ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo pada hari Sabtu, 11 November 2023. Kegiatan ini dipusatkan di PP. Darul Huda Mayak mulai pukul 09.30 WIB. Acara ini dikemas dengan nama ” Silaturahmi, Ngaji Peraturan Perkumpulan Nahdlatul Ulama PCNU, Lembaga NU, Badan Khusus, Banom NU, MWCNU, Ranting NU Se Kabupaten Ponorogo.
Kegiatan ini dimulai dengan seremonial menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars Yalal Wathon dan dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Qur’an. Kemudian dilanjutkan sambutan-sambutam. Sambutan pertama disampaikan oleh KH. Abdussami’ Hasyim Pengasuh PP. Darul Huda Mayak selaku tuan rumah Beliau menyambut baik kegiatan ini. “Selamat datang dan selamat melakukan ngaji perkum dan silaturahmi sehingga memberikan kemanfaatan untuk semua warga NU” ucap beliau.
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Drs. KH. Fatchul Azis, MA. Beliau menyampaikan bahwa ada 19 Perkum NU yang perlu disosialisasikan sampai ke tingkat Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama. “Saya harap MWC dan Ranting NU benar-benar bisa mengikuti hingga tuntas, sehingga kita tahu aturan organisasi yang sudah ditentukan” ucap beliau. ‘Marilah kita bisa memahami dan hayati serta laksanakan sehingga menjadi alat ukur dalam berkhidmat dan jika ada nanti perbedaan pemahaman atas aturan yang ada” tegas beliau.
Acara dilanjutkan dengan ‘ngaji’ Perkum NU yang disampaikan oleh Gus Nur Hidayat, S.Ag, Wakil Sekjend PBNU dan di pandu oleh Dr. Idam Mustofa, M.Pd.I Wakil Sekum PCNU Ponorogo. Beliau memulai dengan paparan tentang pentingnya berorganisasi dalam NU. “Rois Aam mengatakan bahwa kekuatan Jam’iyah NU sebenarnya sangat luar biasa. Tetapi selama ini banyak warga NU yang hanya memposisikan dirinya sebagai jamaah, belum berjam’iyah. Inilah yang perlu kita jam’iyah kan. Dan pemahaman terhadap AD/ART merupakan pintu gerbang dalam proses men-jam’iyah-kan jamaah tersebut” ungkap beliau.
Selanjutnya, Ketum PBNU dalam upaya merealisasikan visi dan misi NU dengan menerapkan strategi konsolidasi struktur, manajemen, kader, keuangan dan aset. Strategi ini bertujuan mengintegrasikan semua komponen organisasi dalam hubungan yang organis.
Gus Hidayat (panggilan akrabnya) menjelaskan ringkasan AD/ART yang dinilai penting untuk diketahui oleh para peserta. Diantaranya adalah mengenai perbedaan susunan pengurus dari tingkat pusat sampai tingkat ranting. Misalnya di tingkat MWC dan Ranting tidak ada aturan mendirikan lembaga. Akan tetapi jika sudah terlanjur membuat lembaga dan karena memang kenyataannya banyak yang melakukan, maka diatur dalam Perkum NU Nomor 7 Tahun 2022 dengan ketentuan bahwa lembaga tersebut merupakan perwakilan lembaga di tingkat MWCNU. Konsekuensinya SK diterbitkan oleh PCNU dan masa baktinya sesuai dengan masa bakti lembaga tersebut di tingkat PCNU.
Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai referensi para pengurus dari tingkat cabang sampai ranting. ” Saya sangat senang adanya ngaji perkum ini, sehingga saya mengerti beberapa hal dalam pengelolaan kelembagaan NU” ucap Huda perwakilan dari PR NU Cekok. Beliau berharap kegiatan seperti ini inten dilakukan hingga semua Perkum NU tersosialisasi secara masif ke semua jamaah dan jam’iyah NU. (ags)