Aswaja News – Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka, Bluto, Sumenep, KH M Ilyasi Siradj menegaskan, karnaval adalah wujud syukur kebahagiaan dari wali santri. Namun tidak lepas dari koridor pendidikan dan kepesantrenan. “Kita boleh bergembira dan bersuka ria serta menampilkan pertunjukan seni di hadapan masyarakat, tapi kita wajib menjunjung tinggi etika.
Kerangka pertunjukan kesenian harus mengandung nilai estetika dan etika,” ungkapnya di acara haul muassis dan reuni alumni di pesantren setempat, Menurutnya, ragam kreasi acara resepsi lepas pisah santri di pesantren tidak lepas dari nilai-nilai pendidikan dan kepesantrenan.
Bahkan, di dalam acara tahunan itu dukungan alumni sangat vital karena bisa meringankan beban kepanitiaan.“Wisuda di pesantren atau di Lembaga Pendidikan Islam (LPI) adalah pengukuhan santri yang telah menamatkan di jenjang pendidikan formal, baik ditingkat PAUD, TK, TPQ, MI, MTs, MA, dan SMK,” terangnya.Diketahui, beredarnya surat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI tentang kegiatan wisuda pada satuan PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menyikapi hal itu, mantan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep itu menyatakan, wisuda ini sama dengan tasyakuran. Dalam sudut pandangnya, wisuda akhir tahun di LPI sekadar pemberi pertanda bahwa anak-anak yang menimba ilmu itu telah menyelesaikan pendidikan formal atau diniyah. “Alhamdulillah, di Nurul Islam wisudanya tidak mengenakan baju toga, karena mereka bukan sarjana. Oleh karenanya, kami sengaja memisah antara wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Nurul Islam (Stiqnis) dengan jenjang pendidikan lainnya,” jelasnya.
Kiai Ilyasi menjelaskan, dihelatnya wisuda di akhir tahun pelajaran hakikatnya adalah pihak lembaga pendidikan ingin memberikan penghargaan dan penghormatan kepada santri.”Kami ingin mentransformasikan pesantren ini dengan nuansa digital dan teknologi, menjaga kebersihan, kerapian dan lainnya. Inilah ikhtiar kami agar santri dikenal melek digital dan literasi,” tandasnya.(Nda)