Tujuh Pagelaran Wayang Ramaikan Tradisi Bersih Desa di Ponorogo. Simak Jadwalnya!

Aswaja News – Kemeriahan tradisi lokal kembali terasa di berbagai penjuru desa di Ponorogo. Dalam rangka ritual Bersih Desa, tercatat sekitar tujuh desa akan menggelar pertunjukan wayang kulit akhir bulan Mei 2025 ini.

Tradisi ini tak hanya menjadi sarana pelestarian budaya leluhur, tetapi juga menjadi ajang memperkuat jalinan sosial warga.

Pagelaran wayang yang digelar oleh masyarakat desa ini menyajikan berbagai lakon klasik, mulai dari Sayembara Gending Pitu hingga Wahyu Makutharama.

Tak hanya menghadirkan dalang lokal, beberapa pertunjukan bahkan mendatangkan dalang muda dari luar daerah, menunjukkan bahwa regenerasi seni pedalangan mulai tumbuh di Ponorogo.

Selain itu, agenda wajib tahunan ini menjadi bukti bahwa warga tampak antusias menikmati dan melestarikan pagelaran wayang kulit yang mana sebagian daerah sudah mulai luntur.

Wayang kulit tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian dari prosesi spiritual untuk membersihkan desa dari hal-hal buruk serta bentuk syukur atas hasil bumi dan keselamatan warga.

Salah satu masyarakat desa Bondrang, Sawoo yang juga menggelar agenda pagelaran wayang kulit turut menyebutkan harapannya dalam mewariskan budaya kepada generasi muda.

“Wayang bukan hanya pertunjukan, tapi simbol nilai-nilai hidup dan ajaran moral yang kami warisi dari leluhur. Kami ingin anak-anak muda melihat ini sebagai warisan, bukan sekadar tontonan,” ungkapnya.

Berikut daftar 7 pagelaran wayang dalam rangka bersih desa di Ponorogo:

  1. Desa Purwosari, Babadan (20 Mei 2025)

Lakon Pendowo Kumpul yang dibawakan oleh dalang Ki Cahyo Kuntadi tersebut dimeriahkan oleh Lusi Brahman dan Gareng Pacitan.

Dilaksanakan di lapangan Desa Purwosari, agenda turut diwarnai dengan sosialisasi Desa Bersinar (Bersih Narkoba).

  1. Desa Wringinanom, Sambit (23 Mei 2025)

Lakon Dewi Sri Boyong akan dibawakan oleh dalang Ki Krt. Purbo Sasongko, SE. Lakon tersebut menceritakan tentang kembalinya Dewi Sri yang dimaknai lambang kesuburan, kemakmuran, dan kehidupan, yang disimbolkan dengan tanaman padi.

  1. Desa Bangunrejo, Sukorejo (23 Mei 2025)

Pagelaran wayang akan dibawakan langsung oleh dalang Ki Minto Darsono yang merupakan dalang fenomenal dari Tulungagung lulusan Institusi Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Lakon Cempaka Mulyo Pandhawa Nugraha tersebut turut dimeriahkan oleh Lusi Brahman, pesinden kondang asal Ponorogo dan Jo Klitik Jo Klutuk yang juga dua pelawak berbakat.

  1. Desa Bondrang, Sawoo (24 Mei 2025)

Lakon Wahyu Makutharama menjadi pilihan yang akan dibawakan oleh dalang ki sigid ariyanto yang merupakan dalang muda kelahiran Blora lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.

Wahyu Makutharama sendiri berkisah tentang perjalanan seorang ksatria, Arjuna, untuk mencari wahyu kebijaksanaan yang akan membantunya memerintah dengan adil dan bijaksana atas arahan sang guru.

  1. Desa Kupuk, Bungkal (25 Mei 2025)

Lakon Wahyu Purbo Sejati oleh dalang Ki Krt. Purbo Sasongko, SE., menceritakan tentang pemberian wahyu dari Tuhan khususnya untuk para ksatria atau raja, agar menciptakan ketenangan dan kedamaian di kerajaannya.

Turut menghadirkan Abi Zam Zam Kumara Jendra dan Jo Klitik-Jo Kkutuk.

  1. Desa Wates, Jenangan (27 Mei 2025)

Dalang Ki Cahyo Kuntadi akan membawakan Lakon Mbangun Puro Kencono. Acara dimeriahkan oleh Gareng Pacitan, Ny Sukesi, dan Eka Uget-Uget.

  1. Desa Sambilawang, Bungkal (31 Mei 2025)

Dalang Ki Krt. Purbo Sasongko, SE., kembali tampil membawakan Lakon Sayembara Gending Pitu (Wahyu Purbo Laras) yang akan ditemani oleh Cak Komet dan Cak Dodok, seorang pelawak yang kondang dengan guyonan tradisionalnya.

Rangkaian pagelaran ini membuktikan bahwa masyarakat desa masih memiliki ikatan kuat dengan budaya warisan nenek moyang, sekaligus menjaga keberlanjutan seni tradisi sebagai bagian dari identitas lokal Ponorogo.

Sumber foto : Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *