AswajaNews – Di tengah beragam wisata di kota Malang, terdapat sebuah permukiman yang kini berubah menjadi destinasi wisata penuh warna yang memanjakan mata.
Kampung Jodipan, yang akrab dikenal sebagai Kampung Warna Warni atau Kampung Tridi, telah menjelma menjadi ikon wisata baru yang tak hanya unik secara visual, tetapi juga menyimpan kisah inspiratif tentang transformasi kawasan urban.
Berlokasi di tepian Sungai Brantas, tepatnya di Jalan Ir. Soekarno, Kec. Blimbing, Kota Malang, Kampung Warna Warni Jodipan awalnya adalah daerah padat penduduk yang kurang tertata dan terkesan kumuh. Namun, semua berubah pada tahun 2016 ketika sekelompok mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Muhammadiyah Malang melakukan kegiatan praktik kerja lapangan di sana. Mereka melihat potensi besar dari kampung ini untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata berbasis seni dan warna.
Bermitra dengan Yayasan Kusuma Husada dan pemerintah daerah, ide mereka untuk menyulap dinding rumah menjadi kanvas raksasa penuh warna akhirnya terealisasi.
Warga setempat turut berpartisipasi aktif, mengecat rumah-rumah mereka dengan warna cerah, melukis mural, dan menghias gang-gang sempit dengan aneka instalasi seni. Sejak resmi dibuka untuk umum di akhir tahun 2016, Jodipan Kampung Warna Warni tak pernah sepi pengunjung.
Begitu memasuki kampung ini, wisatawan akan disambut oleh jalan-jalan sempit yang dihiasi dengan warna-warni cerah bak pelangi. Tiap rumah dicat berbeda, menciptakan suasana yang ceria dan artistik. Tak hanya itu, berbagai lukisan mural dengan tema beragam menghiasi dinding-dinding rumah warga, menjadikan setiap sudut kampung ini sebagai latar yang Instagramable.
Instalasi seni seperti “The Rainbow Steps”, tangga berwarna-warni yang ikonik, serta “The Love Bridge”, sebuah jembatan kecil dengan lampu hias yang mempesona saat malam tiba, menambah daya tarik wisata ini.
Namun pesona Jodipan tidak berhenti pada keindahan visual saja. Pengunjung juga dapat mencicipi kuliner khas Malang yang dijajakan oleh warga, mulai dari jajanan tradisional seperti kue cubit hingga sajian khas seperti bakso Malang. Selain itu, berbagai toko suvenir menjajakan oleh-oleh khas dengan harga terjangkau, meski pengunjung disarankan tetap cermat dalam menawar.
Transformasi Jodipan tidak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara. Popularitasnya semakin melejit setelah mendapatkan penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik dari Kementerian Pariwisata pada tahun 2018. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis seni dan kolaborasi masyarakat mampu mengangkat potensi wilayah urban menjadi kekuatan ekonomi kreatif dan pariwisata yang menjanjikan.
Kampung ini juga terletak sangat strategis. Lokasinya tidak jauh dari Stasiun Malang Kota Lama dan pusat kota, membuat akses menuju Jodipan cukup mudah ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Untuk menikmati keindahan kampung ini, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk yang sangat terjangkau yakni Rp5.000. Wisata ini buka jam 07.00-17.00. Saat akhir pekan atau musim liburan, suasana di Jodipan semakin semarak dengan keramaian pengunjung.
Secara keseluruhan, Jodipan Kampung Warna Warni membuktikan bahwa dengan kreativitas dan gotong royong, kawasan padat penduduk pun bisa diubah menjadi destinasi unggulan yang mendunia. Setiap sudut kampung ini menyimpan cerita, setiap warna mencerminkan semangat baru, dan setiap kunjungan membawa pesan bahwa perubahan selalu mungkin dilakukan asal ada niat dan kemauan.*** (Fauza)