AswajaNews – Di Bantul, ada sebuah tempat yang bukan hanya memanjakan mata dengan keindahan seni tradisional, tapi juga membuka wawasan tentang budaya gerabah, itulah Museumku Gerabah. Sebuah destinasi yang menyatukan estetika dan edukasi dalam satu kunjungan.
Terletak di Kajen, Bangunjiwo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul, Museumku Gerabah menjadi destinasi yang menyatukan keindahan seni, edukasi budaya, dan pengalaman estetis dalam satu tempat yang menawan.
Dikenal sebagai bagian dari kawasan seni gerabah legendaris Kasongan, museum ini bukan sekadar tempat melihat-lihat karya seni, tetapi juga ruang eksplorasi kreatif bagi siapa pun yang ingin menyelami lebih dalam warisan gerabah khas Jawa yang kaya makna.
Salah satu daya tarik utamanya adalah bentuk bangunannya yang unik, sebuah struktur besar menyerupai kendi terbalik yang langsung mencuri perhatian pengunjung sejak pandangan pertama. Tak hanya ikonik secara visual, desain ini juga mencerminkan filosofi Jawa tentang air sebagai sumber kehidupan, mengalirkan pesan simbolik tentang tradisi yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Memasuki area museum, pengunjung akan disambut oleh suasana hangat penuh karakter, dengan ornamen tanah liat di berbagai sudut ruangan. Atmosfernya tidak hanya indah dipandang, tapi juga menyatu erat dengan nilai-nilai budaya lokal.
Di dalamnya, terdapat galeri seni yang menghadirkan beragam koleksi, mulai dari gerabah klasik yang menunjukkan teknik tradisional masa lampau, hingga karya seni modern seperti patung dan lukisan dengan sentuhan kontemporer. Perpaduan ini menjadikan Museumku Gerabah sebagai titik temu antara masa lalu dan masa kini dalam ranah seni rupa.
Estetika ruang yang didesain dengan nuansa alami dan pencahayaan yang hangat juga membuat museum ini sangat cocok sebagai tempat wisata visual yang memanjakan mata, bahkan kerap dijadikan lokasi foto prewedding dan konten kreatif.
Bagi yang ingin lebih terlibat secara langsung, tersedia studio gerabah yang estetik, tempat pengunjung dapat belajar membuat gerabah dari awal. Di sini, pengunjung akan didampingi oleh trainer profesional yang tidak hanya terampil, tetapi juga sabar dan runtut dalam menjelaskan setiap proses mulai dari membentuk tanah liat, mengukir, hingga tahap pembakaran.
Aktivitas ini bukan hanya menarik untuk anak-anak, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam bagi orang dewasa yang ingin menyentuh langsung akar budaya lokal dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.
Menariknya lagi, setelah puas menjelajahi galeri dan mencoba membuat gerabah, pengunjung bisa beristirahat di area tempat makan yang juga disediakan di dalam kompleks museum. Menunya beragam, namun yang paling direkomendasikan adalah masakan Jawa seperti krengsengan, soto, sayur lodeh, dan aneka sambal yang menggugah selera. Suasana tempat makan ini pun dibuat sejalan dengan tema utama museum yang dikelilingi ornamen gerabah dan hiasan berbahan tanah liat, sehingga makan pun menjadi bagian dari pengalaman budaya yang menyeluruh.
Museumku Gerabah buka setiap hari mulai pukul 08.30 hingga 20.00, memberi keleluasaan waktu bagi pengunjung yang ingin datang di pagi hari untuk sesi edukasi, maupun sore hari untuk menikmati suasana senja dan berfoto dengan latar yang unik.
Selain untuk kunjungan pribadi atau keluarga, museum ini juga sangat cocok untuk kegiatan sekolah, komunitas seni, atau rombongan wisata edukatif. Dengan harga tiket masuk yang terjangkau dan pelayanan yang ramah, tempat ini berhasil menyatukan seni, budaya, pendidikan, dan wisata dalam satu ruang yang benar-benar berkesan.
Museumku Gerabah bukan hanya tempat untuk melihat benda seni, tapi sebuah ruang hidup yang merawat warisan, membagikan ilmu, dan menyambut siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat keindahan sederhana dari tanah yang dibentuk dengan cinta dan keahlian.*** (Fauza)