AswajaNews – Di balik kabut tipis Bondowoso, terbentang sebuah surga tersembunyi bernama Kawah Wurung. Hamparan padang rumput hijau yang menyejukkan jiwa dan menghapus penat.
Terletak di Desa Margahyu, Kalianyar, Kec. Ijen, Kab. Bondowoso, Kawah Wurung merupakan destinasi wisata alam yang mampu menyihir siapa pun yang datang dengan pesona padang rumput luas dan perbukitan hijau yang memukau. Kawasan ini bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga menawarkan pengalaman alam yang menenangkan dan memuaskan rasa petualangan.
Meski menyandang nama “kawah,” Kawah Wurung sebenarnya bukanlah kawah aktif yang berisi lava atau air panas. Nama “Wurung” dalam bahasa Jawa berarti “batal” atau “gagal,” sehingga secara harfiah “Kawah Wurung” bisa diartikan sebagai “kawah yang batal terbentuk.”
Secara geologis, area ini dulunya merupakan kawah purba yang gagal berkembang menjadi kawah sempurna, dan justru kini menjadi lembah subur dengan vegetasi alami yang tumbuh liar dan indah, terutama di musim hujan dan digunakan untuk menggembala sapi.
Hamparan savana yang membentang bak permadani hijau menjadikan Kawah Wurung seperti potongan lanskap Afrika yang jatuh di tanah Jawa. Di sepanjang perjalanan menuju lokasi, pengunjung akan disambut dengan jalur berbukit yang menantang dan memacu adrenalin, menjadikannya favorit para pencinta motor trail dan dirt-bike.
Para pecinta olahraga ekstrem kerap menjadikan kawasan ini sebagai lintasan yang tak hanya menantang, tetapi juga menghadirkan panorama luar biasa dari berbagai sudut.
Selain itu, tempat ini juga populer sebagai lokasi camping dan trekking. Dengan latar belakang megah Gunung Ijen dan Gunung Raung yang menjulang di kejauhan, menghabiskan malam di tengah alam Kawah Wurung menjadi pengalaman yang sulit dilupakan.
Bagi yang mencari ketenangan atau ingin berburu foto-foto cantik, Kawah Wurung menyuguhkan berbagai spot foto dengan latar alam yang dramatis mulai dari sabana luas, perbukitan hijau, hingga deretan bunga liar musiman yang bermekaran.
Udara yang sejuk khas pegunungan dan langit yang bersih menjadi pelengkap sempurna untuk bersantai sambil menikmati panorama. Tidak sedikit pengunjung yang datang hanya untuk menghamparkan tikar, duduk bersantai, sambil menyeruput teh hangat ditemani angin pegunungan yang lembut.
Harga tiket masuk Kawah Wurung juga sangat terjangkau, yaitu Rp10.000 untuk wisatawan lokal dan Rp20.000 untuk wisatawan mancanegara. Terdapat pula beberapa fasilitas penunjang yang bisa disewa dengan biaya tambahan jika dibutuhkan. Meskipun fasilitasnya masih terbilang sederhana, kawasan ini cukup terjaga kebersihannya dan sudah mulai dilengkapi dengan jalur akses yang lebih baik dari tahun ke tahun.
Wisata Kawah Wurung memang bukan wisata massal yang penuh dengan wahana buatan atau gemerlap lampu malam, tapi justru itulah daya tariknya. Kawasan ini menawarkan keaslian, keheningan, dan kedekatan yang utuh dengan alam.*** (Fauza)