Dibalik Dinding Ullen Sentalu: Sejarah, Seni, dan Keabadian

AswajaNews – Seperti dongeng yang tak lekang oleh waktu, Ullen Sentalu mengajak setiap tamunya untuk duduk sejenak dalam hening, dan mendengarkan suara-suara lama yang masih hidup di balik setiap sudutnya.

Tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan Kaliurang, tepatnya di Jl. Boyong No. Km 25, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta, Museum Ullen Sentalu berdiri anggun sebagai oase sejarah dan kebudayaan Jawa. Berada di dataran tinggi dengan udara sejuk yang menenangkan, museum ini bukan hanya sekadar tempat menyimpan benda-benda lama, tetapi menghadirkan pengalaman mendalam seolah mengajak pengunjung menyusuri lorong waktu.

Nama “Ullen Sentalu” sendiri merupakan akronim dari kalimat dalam Bahasa Jawa: “Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku,” yang memiliki makna filosofis “Cahaya lampu blencong adalah petunjuk jalan kehidupan.” Makna ini mencerminkan peran museum sebagai penerang sejarah dan kebudayaan Jawa yang begitu kaya dan penuh makna.

Saat memasuki kawasan museum, pengunjung akan disambut suasana hening dan magis seolah berada di dunia lain yang memeluk kedamaian. Bangunan museum didesain menyerupai kastil klasik yang berpadu harmonis dengan arsitektur dan ornamen khas Jawa, menciptakan atmosfer unik yang memikat.

Di dalamnya, pengunjung dapat menjumpai berbagai artefak seni dan budaya Jawa, mulai dari koleksi patung bangsawan, lukisan-lukisan keluarga kerajaan, hingga batik kuno yang penuh makna simbolik.

Patung-patung ini menampilkan tokoh-tokoh raja, permaisuri, dan bangsawan dari masa Mataram Kuno hingga Mataram Islam, lengkap dengan busana yang dikenakan untuk berbagai kesempatan, baik acara kenegaraan maupun kehidupan sehari-hari. Setiap patung bukan hanya pajangan diam, melainkan cerminan nilai-nilai budaya dan struktur sosial masyarakat Jawa di masa lalu.

Salah satu daya tarik utama Ullen Sentalu adalah penjelajahan mendalam terhadap filosofi batik Jawa. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang proses pembuatan batik secara tradisional, serta menyelami makna di balik setiap motif dan warnanya.

Dari motif Parang, Kawung, hingga Truntum, semua memiliki filosofi yang berkaitan erat dengan kehidupan, kepemimpinan, cinta, dan pengorbanan. Informasi ini tidak hanya diberikan lewat papan keterangan, tetapi juga melalui penuturan pemandu yang akan menemani pengunjung sepanjang tur membuat setiap perjalanan terasa lebih hidup dan personal.

Museum ini juga menampilkan narasi sejarah budaya Jawa secara menyeluruh, mulai dari masa Kerajaan Mataram Kuno, transisi ke Mataram Islam, hingga pengaruh Belanda dan modernisasi. Semua tersaji dalam ruang-ruang pamer yang sunyi namun penuh makna.

Pengunjung bisa memilih tiga jenis tur yang ditawarkan, yaitu Adiluhung Mataram (50k), yang berfokus pada budaya Mataram. Skriptorium (60k), yang memperkenalkan manuskrip dan karya tulis sejarah Jawa. Serta Vorstenlanden (100k), yang menyuguhkan kisah para raja dan bangsawan dari empat kerajaan besar di Jawa. Setiap tur memiliki sudut pandang unik yang memperkaya pemahaman tentang Jawa dan kebijaksanaan leluhur.

Tak hanya kaya sejarah, Museum Ullen Sentalu juga memanjakan mata dengan estetika ruangannya. Banyak sudut cantik yang cocok untuk berfoto, baik di area taman hijau, koridor batu bernuansa klasik, maupun di depan lukisan dan patung yang tertata artistik.

Paduan keindahan alam sekitar dan arsitektur elegan membuat setiap sudut museum seolah menjadi karya seni tersendiri. Jadi, bagi siapa pun yang ingin merasakan sensasi masuk ke dunia masa lalu yang penuh keanggunan dan kedalaman budaya, Ullen Sentalu adalah tempat yang layak untuk disambangi, sebuah ruang waktu yang berbicara dalam diam.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *