AswajaNews – Di tengah kesederhanaan desa, tersembunyi kelezatan autentik yang menggugah selera. Nasi tiwul, makanan tradisional yang membawa kita kembali ke akar budaya lokal.
Makanan tradisional menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan akar budaya yang kaya dan penuh makna. Dan salah satu makanan tradisional yang masih bertahan hingga saat ini dengan banyak penggemar yakni nasi tiwul urap.
Nasi tiwul berasal dari singkong, bahan pangan pokok masyarakat desa di masa lalu ketika beras menjadi barang langka atau mahal. Singkong yang dikeringkan dan diolah menjadi gaplek, kemudian ditumbuk hingga halus, menjadi bahan utama pembuatan nasi tiwul.
Teksturnya yang sedikit kasar namun kenyal menciptakan sensasi unik saat disantap. Kala itu nasi tiwul adalah simbol ketangguhan dan kreativitas masyarakat desa yang mampu mengolah bahan sederhana menjadi hidangan bernilai tinggi.
Dihidangkan bersama urap sayur, ikan asin, dan sambal, nasi tiwul menciptakan harmoni rasa yang memikat. Urap sayur, yang terdiri dari campuran kangkung, kacang panjang, tauge, dan parutan kelapa berbumbu memberikan rasa gurih yang menyatu sempurna dengan nasi tiwul. Sementara itu, ikan asin yang digoreng garing menambah sentuhan asin yang memperkaya rasa keseluruhan hidangan.
Tidak hanya soal rasa, nasi tiwul urap juga menyuguhkan pengalaman visual yang menenangkan. Disajikan dalam bungkus daun pisang, aroma alami dari daun menambah dimensi kelezatan yang sulit ditemukan dalam makanan modern.
Rasa manis alami dari nasi tiwul berpadu dengan gurihnya urap sayur dan asin dari ikan asin, menciptakan keseimbangan rasa yang tidak berlebihan. Ini adalah makanan yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membawa kenangan akan suasana desa yang damai dan hangat.
Nasi tiwul urap juga menawarkan nilai gizi yang tinggi. Singkong kaya akan karbohidrat kompleks, sementara sayuran pada urap memberikan serat, vitamin, dan mineral. Ikan asin menjadi sumber protein yang melengkapi kebutuhan tubuh, menjadikan hidangan ini tidak hanya lezat tetapi juga sehat.
Dengan maraknya makanan modern, keberadaan nasi tiwul urap patut dilestarikan. Upaya untuk memperkenalkan nasi tiwul urap kepada generasi muda, baik melalui acara kuliner, wisata desa, maupun media sosial, menjadi langkah penting untuk menjaga keberlangsungan kuliner tradisional ini.
Nasi tiwul, makanan khas desa yang membuktikan bahwa kesederhanaan bisa menjadi kenikmatan luar biasa. Jika setiap desa memiliki cerita, maka nasi tiwul adalah salah satu bab terindah yang menceritakan tentang kekayaan rasa dan kearifan lokal.*** (Fauza)