AswajaNews – Hidangan nusantara selalu memikat dengan ragam rasa dan sejarah yang mendalam. Meski zaman terus berubah, beberapa hidangan tetap bertahan dan bahkan semakin populer.
Kolak adalah salah satu hidangan khas Nusantara yang memiliki tempat istimewa dalam kuliner Indonesia. Kolak diyakini telah ada sejak masa penyebaran Islam di Indonesia pada abad ke-14.
Hidangan manis ini sering dianggap sebagai simbol spiritual yang mencerminkan pengaruh ajaran agama, karena kolak biasanya disajikan saat bulan Ramadan sebagai takjil atau menu berbuka puasa.dengan rasanya yang lezat dan teksturnya yang lembut.
Nama “kolak” sendiri diperkirakan berasal dari kata Arab “khalaqa,” yang artinya menciptakan atau membuat. Ada juga pendapat jika nama kolak berasal dari kata “khaliq”, yang artinya Sang Pencipta.
Kolak umunya terbuat dari bahan-bahan seperti pisang, ubi, singkong, nangka, atau labu yang dimasak dalam kuah santan manis dengan tambahan gula merah dan daun pandan, kolak memiliki rasa manis dan aroma harum yang khas.
Gula merah dan kelapa sebagai bahan utama kolak merupakan bahan yang melimpah di Indonesia dan sering digunakan dalam berbagai hidangan tradisional. Kehadiran bahan-bahan lokal yang kaya ini memperkuat akar budaya kuliner kolak sebagai salah satu hidangan khas yang mencerminkan kekayaan alam dan warisan kuliner bangsa.
Kolak juga mudah dimodifikasi sesuai dengan ketersediaan bahan di berbagai daerah di Indonesia, menjadikannya beragam dalam bentuk dan rasa. Di beberapa daerah misalnya, kolak bisa ditambahkan biji salak (bola-bola dari tepung ketan) atau mutiara sagu, yang memberikan tekstur unik dan kenikmatan tersendiri.
Kini, kolak tetap menjadi favorit di berbagai momen, tidak hanya saat Ramadan, dan terus berkembang dengan berbagai variasi bahan serta cara penyajian di setiap daerah. Keunikan cita rasa yang khas menjadikan masakan tradisional Indonesia ini terus diminati banyak orang.
Sebagai kuliner warisan Nusantara, kolak telah dikenal sejak lama dan disajikan dari generasi ke generasi. Dalam tiap keluarga, kolak mungkin memiliki resep yang sedikit berbeda, tetapi kehangatan dan kenangan yang dibawanya tetap sama, tak lekang oleh waktu.
Kolak tidak hanya menawarkan kelezatan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan keluarga yang berkumpul menikmati hidangan tradisional. Juga perwujudan dari rasa syukur, kebersamaan, dan kelezatan yang terus hidup dalam tradisi kuliner Indonesia.*** (Fauza)