Aswaja News – Sejarah panjang masjid ini dimulai pada tahun 1746, saat Kyai Ageng Hasan Besari membangun pondok pesantren yang kemudian berkembang menjadi Masjid Tegalsari.
Meskipun telah mengalami renovasi dan perluasan, masjid ini tetap mempertahankan arsitektur aslinya, memberikan nuansa yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan keagungan masa lalu.
Kompleks Masjid Tegalsari terbagi menjadi tiga bagian yang berbeda peran dan fungsi:
- Dalem Gede
Merupakan sebuah kerajaan kecil yang pada masa lampau berperan sebagai pusat pemerintahan lokal. Dalem Gede menjadi tempat berkumpulnya tokoh-tokoh penting serta menjadi pusat kegiatan administratif dan pemerintahan pada zamannya.
- Masjid
Merupakan bangunan utama dalam kompleks Masjid Tegalsari, yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan ibadah bagi umat Islam di sekitarnya. Masjid ini memiliki nilai historis dan arsitektur yang khas, mencerminkan kekayaan budaya dan spiritual masyarakat setempat.
3. Komplek makam Kyai Ageng Hasan Besari dan Nyai Ageng Hasan Besari
Merupakan lokasi pemakaman dari Kyai Ageng Hasan Besari dan istrinya, Nyai Ageng Hasan Besari.
Tempat ini dianggap sakral oleh masyarakat sebagai tempat peristirahatan terakhir dari tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam di wilayah tersebut. Makam ini juga menjadi objek ziarah dan tempat spiritual bagi pengunjung yang datang untuk menghormati dan merenungkan warisan spiritual mereka. (Mus)