Oleh: Dani Saputra
Buku “Pintu Masuk ke Dunia Filsafat” karya Dr. Harry Hamersma ini cukup bagus untuk dijadikan sebagai pegangan awal karena akan memberi pengantar bagi siapapun yang ingin memasuki dunia filsafat.
Ketika filsafat dipahami banyak orang sebagai sesuatu hal yang rumit dan memusingkan, buku tersebut secara otomatis akan menepis anggapan semacam itu.
Artinya, filsafat ternyata bisa juga disampaikan dengan bahasa atau pendekatan yang mudah dan jauh dari hal-hal yang memusingkan.
Buku tersebut akan sedikit memberi pencerahan bagi siapapun yang selama ini menganggap filsafat sebagai barang yang jauh atau menjauhkan dari diri sendiri.
Cara penyajian dengan menggunakan bahasa yang renyah telah merubah cara berfikir ‘kita’ selama ini, bahwa ternyata filsafat tidak melulu memusingkan atau berkutat tentang definisi-definisi yang njelimet.
Meskipun filsafat sendiri menuntut kita untuk senantiasa berfikir, sebagaimana menurut Karl Popper, bahwa tugas filsafat adalah berfikir kritis tentang alam raya dan tentang tempat kita di dalamnya, dengan sikap keterbukaan dan penghargaan.
Namun buku ini, sebagai ‘sebuah awal’ akan membuat seseorang senang untuk mendalami filsafat yang ternyata tidak pernah jauh dari diri kita sendiri.
Atau bahkan diri kita sendiri sebenarnya adalah filsafat atau mungkin filsafat adalah bagian dari diri kita sendiri.
Sebagai pengatar untuk menuju sesuatu hal yang diinginkan, setiap orang mempunyai metodenya masing-masing, termasuk dalam menghantarkan filsafat kepada orang lain.
Buku karya Dr. Hanrry ini semacan genealogi singkat tentang inti sari-inti sari filsafat, mulai dari apa itu filsafat, cabang, sejarah, dan filsafat dalam prkatek kehidupan.
Karena halamannya terlalu ringkas, penulis tidak hendak mengatakan bahwa buku ini kurang lengkap sebagai sebuah pengantar, namun harus diakui, buku ini memang kurang jauh dalam mengupas setiap temantik-tematik yang disajikan.
Bukan pula penulis hendak mengatakan bahwa buku ini sendiri tidak mendalam sebagaimana yang diajarkan oleh filsafat itu sendiri.
Selain telah mengubah bahasa filsafat menjadi mudah dipahami, di akhir halaman, buku ini juga memberi petunjuk bacaan lain agar kita benar-benar sampai kepada filsafat itu sendiri.
Itu berarti, meskipun isinya begitu ringkas, buku ini adalah telaah panjang dari proses ke-filsafatan yang dilakukan oleh Dr. Hanrry.
Pada akhirnya, dari sisi pengalaman, buku ini memberikan penulis pemahaman bahwa setiap filsuf adalah dia yang menjawab problem pada jamannya, sehingga filsafat (sebagai kata kerja) bisa digunakan dalam konteks apapun dan di manapun.
‘Tidak ada kesalahan dalam berfikir’, begitulah seolah filsafat ingin bicara dengan dirinya sendiri. Setiap kesalahan dalam berfikir, bagi filsafat hanya akan melahirkan aliran filsafat baru.
Jadi, tidak ada kebenaran mutlak dalam berfikir, karena kita sebagai manusia tidak pernah sungguh-sungguh menganggap filsafat sebagai nilai hidup.***