Aswaja News – MWC NU Kecamatan Sooko melaksanakan Upacara Hari Santri Nasional 2023 adakan apel atau upacara memperingati Hari Santri di Bukit Marinda Baitus Salam.
Pelaksanaan upacara apel Hari Santri 2023 dimulai pukul 07.00 WIB. Bertempat di samping Miniatur Ka’bah ini diikuti lebih dari 500 peserta yang berasal dari seluruh pengurus MWC, Ranting dan seluruh Banom NU yg berada di Kecamatan Sooko. Ditambah semarak lagi Apel Hari Santri Nasional ini diikuti Ratusan Siswa KB, RA, MI dan MTs As Salam Sooko.
Apel Hari Santri Nasional 2023 MWC NU juga dihadiri oleh FORKOPIMCAM Sooko yaitu Camat Sooko, Kapolsek Sooko dan Danramil Sooko dan tokoh tokoh masyarakat Sooko lainnnya..
Sukamto, M.Pd, Tanfidziyah MWC Sooko selaku inspektur upacara menyampaikan amanat ketua PBNU dalam sambutannya. amanat ketua PBNU tahun ini sangat inspiratif dan penuh motivasi kepada santri. Tidak hanya jihad fisik tapi jihad disini adalah untuk memperkuat iman, memperdalam ilmu dan mempertahankan NKRI.
“Motto Hari santri tahun ini sangat luar biasa, Jihad santri Jayalah Negeri. Mengandung maksud yang luar biasa.” Tambah ketua Tanfidziyah MWC NU ini.
Tema Hari Santri Nasional 2023
Untuk peringatan tahun ini, tema Hari Santri Nasional 2023 adalah “Jihad Santri Jayakan Negeri”. Ada makna penting di balik tema tersebut. Dikutip dari situs resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, tema “Jihad Santri Jayakan Negeri” memberi pesan bahwa peringatan Hari Santri 2023 akan dirayakan secara semangat dan kegiatan ini juga didedikasikan untuk para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan kebodohan.
Tema ini juga mengartikan bahwa pada zaman yang penuh tantangan dan kompleksitas ini, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada perjuangan intelektual yang penuh semangat.
Kebersamaan dalam upacara kali ini sangat tampak karena semua Banom NU di Sooko ikut terlibat termasuk Gema Nada Assalam sebagai paduan suara.
Rangkaian Acara Hari Santri Nasional 2023 di MWC NU Sooko semakin semarak, karena setelah upacara Apel Hari santri dilanjut istighosah dan Kenduri bersama sebagai bentuk merawat tradisi NU oleh seluruh peserta upacara. (IIM)