PBNU Undang PCNU Ponorogo Dalam Rangka Pendirian UNU di Ponorogo

Aswaja News – Pada hari Sabtu (02/09/2023) jajaran Pengurus PCNU Ponorogo diundang oleh PBNU ke Jakarta. Ikut dalam acara tersebut adalah Rois Syuriah KH. Mohammad Solechan Al Hafidz, Katib Syuriah K. Romadlon Fauzi, Wakil Syuriah Bidang SDM Dr. K. Ahmad Syafi’i SJ, M.S.I, Ketua Tanfidiyah Drs. KH. Fatchul Aziz, MA, Ketua Tim 9 Alih Status INSURI ke UNU Batoro Katong, Prof. Dr. KH. M. Suyudi, M Ag, Ketua LP. Ma’arif NU Asaduddin Luqman, M.Pd.I dan Ketua Senat INSURI Ponorogo Dr. Agus Setyawan, M.S.I.

Rombongan pengurus PCNU Ponorogo tersebut diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU Dr. KH. Yahya Cholil Staquf di ruang kerjanya di lantai 3 kantor PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat. Selain Ketua Umum hadir juga beberapa jajaran pengurus harian dan pimpinan PBNU, di antaranya Sekretaris Umum Drs. KH Syaifullah Yusuf, Prof. Dr. H. Nizar Ali, MA, Gus Falah, KH. Amin Said Husni dan jajaran pengurus lainnya.


Pertemuan tersebut berlangsung sekitar 45 menit. Di samping penyampaian progres oleh PCNU, dalam pertemuan itu juga dibahas langkah-langkah konkrit yang harus segera dilakukan untuk mempercepat proses alih status dari INSURI ke UNU.

Hal urgen yang dilaporkan antara lain adalah proses pendirian UNU Ponorogo yang sudah lama diinisiasi akan tetapi belum terealisasi sampai sekarang karena ada beberapa kendala teknis administratif. Usulan pendirian UNU Ponorogo sudah mulai sejak 10 tahun silam yang direncanakan merger antara INSURI Ponorogo dan AKAFARMA Sunan Giri Ponorogo sebagai lembaga Perguruan Tinggi yang secara kesejarahan didirikan oleh LP. Ma’arif NU Tjabang Ponorogo pada tahun 1968. Tambahan lagi, PCNU juga menyinggung sedikit hasil rapat antara PCNU, Tim 9 Pendirian UNU, dan jajaran pengurus LPTNU PBNU yang dilakukan secara daring beberapa hari sebelumnya.

Dalam kesempatan itu juga diserahkan semua dokumen proses alih kelola INSURI dari Yayasan Perguruan Tinggi NU Batoro Katong (Yapertinuka) Ponorogo sebagai pemegang mandat sementara pengelolaan yang didirikan tahun 2007 ke PBNU selaku nadzir wakaf atas tanah kedua kampus tersebut.

PBNU sangat mengapresiasi dan memberikan dukungan penuh atas upaya alih status ini, dan sebagai pemilik aset, PBNU berkomitmen untuk mengawal proses ini hingga tuntas. “Saya mohon, BPH UNU Ponorogo secepatnya dibentuk,” demikian pungkas Gus Yahya. Karena pendirian UNU di Kabupaten Ponorogo ini diharapkan dapat menjadi representasi penguatan PTNU di wilayah mataraman. Lebih dari itu, keberadaan UNU merupakan salah satu program utama PBNU, di samping pendirian Rumah Sakit dan lembaga ekonomi keumatan.

“Proses selanjutnya saya meminta Prof. Nizar Ali berkoordinasi dengan LPTNU PBNU untuk segera menindaklanjutinya,” tegas Gus Yahya.

Pertemuan singkat ini tentunya membawa angin segar bagi warga Nahdliyyin Ponorogo khususnya, dan warga NU wilayah mataraman pada umumnya, yang sudah lama memimpikan terwujudnya UNU di Kota Reog ini. Semoga.(wan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *