“Labaik Allahuma Labaik, Labaik Ala Syarikalaka Labik, Innal Hamda Wanikmata Laka Wal Mulk, La Syarikalaka…”
Sejak dipanggil sebagai tamu Allah ke Baitullah mendampingi orang tua yang sudah lansia, perasan penulis bahagia dan haru. Bahagia bisa dipanggil ke tanah suci sebagai tamu Allah, haru karena begitu cepat, belum punya persiapan karena sangat mendadak dalam kloter tambahan. Memang tahun 2023 ini jamaah haji Indonesia mendapat kuota tambahan dari pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia. Sayangnya jamaah haji tahun ini didominasi oleh kaum lansia itulah yang menjadi prioritas pelayanan Gusmen terkait “Haji Ramah Lansia.” Tentu saja banyaknya lansia membutuhkan tenaga ekstra para petugas haji ataupun pendamping lansia dari pihak keluarga untuk berjibaku memberikan yang terbaik pada jamaah haji terkhusus kaum lansia agar bisa beribadah dengan nyaman.
Perjalan menuju Tanah suci dengan pesawat terbang melalui Bandara Kertajati, Jawa barat menempuh waktu kurang lebih 10 jam.
Dengan berniat ihrom berisap towaf dan sa’i mengikuti rangkaian rukun ibadah haji, bibir para jamaah basah dengan ucapan tolbiyah, penulis berbelas kasih pada jamaah lansia seperti Ibu saya, sesekali terbesit doa dalam hati ya Allah semoga dikuatkan orang tua hamba dalam menjalankan ibadah haji, ya Allah semoga tahun tahun berikutnya jamaah haji dari Indonesia dikuatkan fisiknya dikuatkan materinya sehingga bisa menuntaskan rangkaian ibadah haji dengan sehat kembali ke tanah air dengan selamat. Upaya maksimal dari kementerian agama dengan memberikan fasilitas yang super ekstra bagi jamaahnya belum diimbangi oleh penyelenggara lokal dari pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia yang memakai jasa manejemen “MASHARIQ”.
Rangkaian rukun haji ketika wukuf di Arofah, bermalam di Musdalifah dan Mina menjadi simbol belum profesionalnya Mashariq mengelola prosesi ibadah haji tahun 2023 ini. Bukan apa apa jumlah jamaah haji terbanyak seluruh dunia adalah Negara Indonesia, maka wajar protes keras Gusmen kepada pengelola ibadah haji di Saudi Arabia merupakan kepedulian seorang Amirul Hajj yang bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan dan kenyamanan jamaah haji Indonesia dalam beribadah ke tanah suci.
Bagaimana terkait catering makanan, penginapan dan yang utama adalah transportasi antar kota Makkah ke Madinah. Dan Bandara ke tempat penginapan, Madinah Ke Bandara Pesawat Terbang, menjadi catatan penting penanganan haji di tahun 2023 ini, karena sekali lagi jamaah haji yang sudah lanjut usia harus ditangani khusus oleh pihak penyelenggara baik oleh pemerintah Indonesia maupun penyelenggara haji lokal dari pihak kerajaan Saudi Arabia sendiri yang sebagian teknisnya diserahkan pada Mashariq sebagai kepanjangtanganan pemerintah Kerajaan Saudi Arabia.
Selain rukun haji jamaah juga bisa berziarah ke makbaroh para sahabat Nabi seperti Abdullah bin Abas, atau Masjid Addas (pemuda Nasrani yang mengantarkan anggur ketika Rasulullah dilempari batu oleh penduduk Thaif, kemudian masuk Islam dan untuk mengenangnya dibuatkanlah masjid Addas), melihat tanah subur di Thaif jejak bisu dakwah Rasulullah SAW., ziarah ke makbaroh Siti Khadijah binti Kwalid Ke Ma’la, di pemakaman Ma’la juga banyak ulama tanah air yang dikuburkan. Ziarah ke tempat turunnya Wahyu pertama di Gua Hira, Bukit Sur, Jabal Rahmah (tempat pertemuan Adam-Hawa) dan tempat bersejarah lain untuk mengenang perjuangan dakwah Islam. Selain di kota Makah Jamaah haji juga akan bertolak ke Madinah, yang sebelumnya ditandai dengan towaf Wada (perpisahan meninggalkan kota Makah). Semua jamaah haji berkeharusan ke Madinah untuk bertemu dan berziarah ke Makbaroh Nabi Muhammad SAW., dan beribadah, berdoa di Raudhah (tiang tiang suci di dekat rumah dan makam Nabi Muhammad SAW).
Setelah urgensi ibadah haji terlaksana semua jamaah haji kembali ke tanah air. Ada prosesi spiritual yang maha dahsyat dalam tahapan rukun haji. Hubungan Hablum Minannas dan Habluminallah sangat terasa sekali. Bagaimana semua manusia berbeda warna kulit, berbeda bahasa seluruh dunia berkumpul dengan maksud dan tujuan yang sama menjadi tamu Allah SWT., Hubungan Horizontal bisa terasa dengan banyaknya kejadian kejadian aneh sesuai perbuatan para jamaah di tanah air seolah dibukakan oleh Allah ketika di tanah suci. Muara dari sebuah ibadah adalah hakekat hakiki sebagai manusia yang lemah dihadapan penciptanya. Semua akan menuju cahaya gumilang ketetapan Allah penguat rukun Islam. Minadzulumati ila nur.
Wallhualam.
Penulis. H. Wahyu Iryana Karom 8 Jamaah Haji Kloter 25 Kertajat sekaligus Ketua Prodi Sejarah Peradaban Islam FA UIN Raden Intan Lampung.