Aswaja News – Pada masa Bani Umayyah dibawah kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan, maka insiatif untuk menyempurnakan al-Qur’an dilakukan oleh Abul Aswad Adduali. Upaya penulisan al-Qur’an dilakukan secara bertahap, awalnya pemberian syakal (harakat) kemudian disempurnakan oleh kedua muridnya yaitu: Nashr bin ‘Asyim Al-Laitsi dan Yahya bin Ya’mur Al-Udwan Al-Laitsi. Keduanya bertugas memberi tanda (rumus huruf vokal) pada huruf-huruf yang sama bentuknya agar mudah dibedakan satu sama lain.
Pada masa Bani Abbasiyah, mushaf al-Qur’an sudah menggunakan kertas pada masa kepemimpinan Harun Arrasyid. Khalifah Harun Arrasyid mendatangkan kertas-kertas ini dari China, beliau juga menghimbau agar orang-orang tidak lagi menulis kecuali diatas kertas. Kulit atau sejenisnya akan mudah melunturkan tulisan, pada beberapa bagian tulisan yang luntur dianggap akan menimbulkan kerancuan dalam membaca, lebih-lebih jika yang dibaca adalah mushaf al-Qur’an.
Pada masa sekarang al-Qur’an sudah dicetak di berbagai negara di dunia bahkan saat ini al-Qur’an sangat mudah diakses, dapat dibawa kemanapun dalam bentuk aplikasi ataupun buku. Saat ini juga banyak sekali sekolah-sekolah yang berbasis tahfidzul Qur’an, ada pula Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA/TPQ). Dengan ini kemurnian dan keaslian al-Qur’an akan senantiasa terjaga hingga akhir zaman.
Tugas kita sebagai umat muslim ialah terus memelihara al-Qur’an agar al-Qur’an tetap membumi, tentu saja hal ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara seperti, rutin membaca al- Qur’an setiap hari, belajar dan mengajarkan al-Qur’an, mengkuti berbagi kajian al-Qur’an, dan lain sebagainya. (DAF)
nice
regard
Telkom University