Aswaja News – “Semoga menjadi haji mabrur”, begitulah doa yang senantiasa diutarakan kepada para jamaah haji. Rasulullah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam dibangun atas lima dasar: bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunuaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan bagi umat muslim yang memiliki kemampuan. Makna dari kata mampu di sini, ialah mampu dari segi fisik, ekonomi, dan sebagainya. Termasuk dalam kategori mampu, yaitu aman dalam perjalanan dan objek yang dituju. Haji merupakan salah satu pilar Islam. Syariat haji pertama kali diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim pula yang dipercaya oleh Allah untuk membangun Ka’bah bersama putranya, Nabi Ismail AS, di Mekkah. Kabah adalah rumah ibadah pertama sekaligus kiblat bagi umat Muslim yang terletak di Mekkah, tepatnya di tengah-tengah Masjidil Haram.
Siapa yang berhak mendapat gelar Haji Mabrur?
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga” . (H.R Bukhari Muslim)
Pahala haji mabrur yang sangat menggiurkan ini tentu saja membuat umat muslim berkeinginan untuk mencapai derajat tersebut. Tapi, seperti apakah haji mabrur itu? Siapa yang berhak mendapat gelar Haji Mabrur?
Secara etimologi, al mabrur adalah isim maf’ul dari akar kata al birru yang memiliki arti kebaikan atau kebajikan. Dengan demikian, al hajjul mabruru artinya haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan. Sedangkan secara terminologi, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah, kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang lain.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tanda hajinya seseorang yang mabrur adalah ia menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, dan tidak mengulangi perbuatan maksiat atau dosa. Untuk mencapai derajat al hajjul mabruru maka ada beberapa poin yang harus dipersiapkan dan diperhatikan, diantaranya:
- Mengetahui ajaran agama Islam dengan baik, termasuk didalamnya manasik haji untuk lebih mengerti tata cara dan urutan ibadah haji.
- Beribadah menggunakan rezeki yang halal. Tentu saja hal ini juga sangat perlu diperhatikan karena jika menggunakan barang yang tidak halal, maka akan mengurangi kekhusyuk-an dalam ibadah dan sangat tidak diperbolehkan menggunakan barang yang haram.
- Meningkatkan amal ibadah. Kita harus menyiapkan diri dengan meningkatkan dan menyempurnakan amal ibadah kita.
- Memastikan terlaksananya syarat, rukun, wajib haji. Sunnah-sunnah haji juga harus dipahami, termasuk, hal yang dilarang dan diperbolehkan.
Gelar mabrur merupakan gelar istimewa yang dapat diusahakan tidak hanya saat beribadah haji, tetapi juga diusahakan sebelum dan pasca haji. (Daf)