AswajaNews – Tak semua hidangan tradisional bertahan dalam gempuran kuliner modern. Namun, ada satu sajian yang tetap dicari, bukan hanya karena rasanya yang autentik, tapi juga karena kejutan kecil di dalamnya sesuatu yang memberi tekstur, rasa, dan pengalaman berbeda dalam satu piring.
Pecel menjadi makanan yang selalu dicitai banyak orang. Di antara aroma rempah yang menggoda dan kelembutan saus kacang yang menyelimuti setiap suapan, ada dua elemen tambahan yang membuat sajian ini berbeda. Tambahan mie dan kering tempe memang tak bisa ditemui di semua pecel, tambahan ini identic dengan pecel khas Madiun.
Pecel sendiri sudah dikenal sejak zaman kerajaan, terutama di wilayah Jawa. Namun, Pecel Madiun dengan mi dan kering tempe memiliki sejarah yang lebih unik. Konon, tambahan ini mulai muncul di pasar-pasar tradisional di Madiun sejak awal abad ke-20.
Awalnya, mi dan kering tempe bukan bagian dari sajian pecel. Pecel klasik hanya terdiri dari sayuran rebus seperti kangkung, bayam, dan tauge yang disiram dengan bumbu kacang kental, lalu disantap dengan nasi atau lontong.
Lalu, bagaimana mi dan kering tempe masuk dalam sajian ini? Ada beberapa pendapat. Salah satu versi menyebutkan bahwa para pedagang makanan di Madiun mulai menambahkan mi kuning sebagai cara untuk membuat sajian pecel lebih mengenyangkan dan menarik bagi pelanggan.
Dengan kombinasi ini, Pecel Madiun semakin memiliki identitas kuat. Tambahan mi membuatnya lebih berbeda dibanding pecel dari daerah lain, sedangkan kering tempe menambahkan unsur tekstur dan cita rasa khas.
Salah satu keunikan dari Pecel Madiun adalah kemampuannya menciptakan harmoni rasa yang luar biasa. Jika pecel biasa hanya mengandalkan sayuran rebus dan bumbu kacang, versi Madiun memberikan lapisan rasa dan tekstur yang lebih kompleks.
Saat semua elemen ini berpadu dalam satu suapan, terjadi harmoni rasa yang sulit ditemukan di pecel dari daerah lain. Ada perpaduan manis dari kering tempe, gurih dari lauk seperti tempe goreng dan pia-pia, pedas dari bumbu kacang, serta kenyal dari mi kuning. Kombinasi ini menciptakan rasa yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya tekstur, menjadikannya sajian yang digemari oleh berbagai kalangan.
Bagi pecinta kuliner tradisional, Pecel Madiun dengan mi dan kering tempe adalah pengalaman yang wajib dicoba. Perpaduan rasa yang kaya, tekstur yang unik, serta sejarah panjang di baliknya menjadikan sajian ini bukan sekadar makanan biasa, tetapi sebuah warisan budaya kuliner yang patut dijaga.
Jika berkesempatan ke Madiun atau daerah disekitarnya yang memiliki sajian semacam ini, jangan lewatkan untuk menikmati sepiring pecel di warung-warung legendaris. Sederhana, namun luar biasa lezat!*** (Fauza)