Odading, Jajanan Manis Bertekstur Lembut yang Membuktikan Kelezatannya Tak Pernah Pudar

AswajaNews – Jajanan sederhana ini mungkin terlihat biasa, tetapi sekali digigit, kelembutannya berpadu dengan rasa manis yang khas, membuat siapa saja ingin mencicipinya lagi.

Odading, menjadi satu di antara beragam jajanan tradisional Indonesianyang sempat menarik perhatian banyak orang, baik karena viralitasnya maupun karena kelezatannya yang autentik.

Jajanan ini pertama kali dikenal pada masa kolonial Belanda. Nama “odading” sendiri konon berasal dari bahasa Belanda, yang terkait dengan anekdot unik di masa lalu. Ada cerita yang menyebutkan bahwa seorang anak kecil Belanda yang mencicipi jajanan ini berseru, “O, dat ding!” yang berarti “Oh, benda itu!” dalam bahasa Indonesia. Sejak saat itu, masyarakat sekitar mulai menyebutnya dengan nama “odading.”

Dari waktu ke waktu, jajanan ini terus berkembang menjadi salah satu camilan favorit di berbagai daerah, terutama di Jawa Barat. Banyak pedagang kaki lima yang menjualnya di pagi hari sebagai sarapan ringan atau camilan sore yang cocok dinikmati dengan secangkir teh atau kopi.

Keunikan jajan ini adalah bentuknya yang sederhana namun khas. Biasanya berbentuk kotak atau lonjong dengan permukaan yang sedikit menggelembung akibat proses penggorengan.

Teksturnya unik, bagian luar terasa sedikit renyah sementara bagian dalamnya sangat empuk dan lembut. Hal ini disebabkan oleh penggunaan adonan berbasis tepung terigu, ragi, dan gula, yang membuatnya mengembang sempurna saat digoreng.
Ketika masih panas, jajanan ini memiliki aroma khas yang menggugah selera. Lapisan luarnya yang berwarna keemasan dan sedikit berminyak semakin menambah daya tariknya, membuat siapa pun yang melihatnya sulit menolak godaan untuk mencicipinya.

Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa inovasi mulai bermunculan. Ada varian yang ditambahkan topping seperti cokelat, keju, atau meses untuk menarik minat generasi muda. Namun, rasa asli yang klasik tetap menjadi favorit bagi mereka yang ingin bernostalgia dengan cita rasa masa kecil.

Jajanan ini juga memiliki peran sosial dalam kehidupan masyarakat. Banyak pedagang kecil yang menggantungkan hidup dari berjualan camilan ini di pinggir jalan atau pasar tradisional. Kelezatannya yang tidak lekang oleh waktu membuatnya tetap bertahan meskipun tren kuliner terus berganti.

Di balik tampilannya yang sederhana, odading menyimpan kelezatan yang telah dinikmati sejak dulu. Teksturnya yang empuk dengan sedikit renyah di luar menjadikannya camilan favorit banyak orang.*** (Fauza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *