Aswaja News – Musim penghujan sudah memasuki pertengahan dengan ditandai semakin intennya hujan yang mengguyur.ulai dari intensitas rendah hingga intensitas tinggi.
Kabupaten Ponorogo mulai dua hari belakangan ini mengalami cuaca ekstrim dengan tingginya curah hujan dalam durasi yang lama.
BPBD dan pihak pihak terkait kebencanaan (LPBI NU, BAZNAS Tanggap Bencana, TAGANA dll) menggelar operasi siaga bencana 24 jam selama dua bulan terakhir. Hal ini di karenakan sudah semakin banyaknya bencana akibat hidrometeorologi yang terjadi.
Diantaranya tanah longsor di Kecamatan Ngrayun dan Ngebel yang mengakibatkan kerusakan rumah warga di beberapa titik.
Selain itu derasnya hujan juga bisa menyebabkan rumah roboh karena beban bangunan bertambah berat karena atap rumah bertambah berat, sementara kerangka rumah sudah lapuk.
Seperti kejadian pada hari Sabtu tanggal 09 Maret 2024 sekitar pukul 19.30 Wib, menimpa rumah Jemono warga RT 01/RW 02 Dukuh Suren Desa Suren Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo.
Saat pemilik rumah (Jemono) sedang berada di dalam rumah melihat TV bersama istri dan anaknya, tiba-tiba mendengar suara kayu patah dari dapur rumahnya, karena curiga korban langsung lari keluar rumah sambil mengajak anak dan istrinya. Setelah sampai di depan rumah, rumahnya langsung roboh.
Sehingga atas kejadian tersebut korban Jemono meminta tolong ke tetangga dan menghubungi perangkat desa yang selanjutnya melaporkannya ke Polsek Mlarak.
Dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan luka ataupun korban jiwa. Tetapi mengakibatkan rumah semi permanen berukuran 5 meter x 6 meter roboh. Kerugian materiil diperkirakan mencapai 25 juta rupiah.
Berdasarkan penyelidikan sementara penyebab rumah Jemono roboh disebabkan adanya hujan deras yang cukup lama mengguyur wilayah Kecamatan Mlarak.
Bantuan perbaikan rumah sangat diharapkan oleh Jemono mengingat sebentar lagi bulan Romadhon dan lebaran. Selain itu bantuan bahan makanan dan pakaian sangat dibutuhkan karena tidak sempat terselamatkan. (ags)