Aswaja News – Lama tidak ke pasar Songgolangit ternyata semakin terlihat bagus dan tertata indah layaknya pasar modern. Lebih bersih serta tidak terlihat kumuh serta modern dengan fasilitas tangga berjalan dan lift karena pasar ini berlantai empat.
Di lantai pertama untuk lapak buah pisang dan lain-lain. Lantai dua berisi lapak pedangan sembako, lantai tiga lapak pakaian dan lantai empat untuk para penjahit dan warung makanan serta sebagian untuk pakaian khas ponoragan.
Yang paling unik adalah lapak blok penjahit yang dulu berada di pasar selatan belakang pos Polisi Pasar Legi. Lapak ini tidak sepi dari pengunjung yang ingin menggunakan jasa menjahit mereka. Biasanya jasa jahit pakaian didominasi untuk permak celana dan baju.
Menurut Mariyati yang sudah 11 tahun menjalankan profesi ini setiap harinya pasti ada orang yang datang untuk permak pakaian. “Ya setiap hari pasti ada mas, walaupun gak mesti jumlahnya. Ya rata rata bisa 5 sampai 10 orang perhari…gak mesti” ungkapnya.
Permak cukup murah antara 10 ribu sampai 20 ribu rupiah untuk permak celana. Tarif akan disesuaikan seberapa sulit dan ada tidaknya tambahan bahan. Jika dirata rata setiap hari bisa mengantongi rata rata 100 ribu rupiah.
Para penjahit ini termasuk usaha jasa paling tahan banting. Pada masa pandemi kemarin tetap jaya tidak begitu kena imbasnya. Bermodal skill menjahit dan alat mesin jahit listrik mereka bisa bekerja mandiri membantu memutar ekonomi negara. Dan perlu diketahui, hasil kerja mereka kualitasnya tidak kalah dengan yang lain. Silakan buktikan sendiri. (ags)