Aswaja News – Festival Reog Remaja (FRR) dan Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) 2023 resmi di buka. Dengan ditabuhnya kendang oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan digoyangkannya angklung oleh Wakil Bupati Lisdyarita. Menandakan jika pagelaran seni tahunan Kabupaten tersebu dimulai Minggu (9/7/2023).
Kang Bupati – sapaan akrab Sugiri Sancoko mengatakan dalam sambutannya. Tiga tahun dimasa jabatan yang singkat. Mencoba berbagai hal, membuat terobosan untuk mengangkat perekonomian. Mengayomi masyarakat supaya sejahtera, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh, pendidikan baik dan infrastruktur juga baik. ”Maka kita jawab tantangan itu di masa jabatan kurang dari empat tahun ini dengan bergandeng erat, bergerak cepat dan saya yakin Ponorogo akan hebat,” kata Kang Bupati.
Kang Bupati mengungkapkan, Ponorogo memiliki budaya adiluhung tinggalan dari nenek moyang. Bernama Reog, kota santri dan panorama alam yang indah. Harus dipoles satu persatu, mulai dari seni tari Reog didaftarkan ke United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). ”Selain itu kita bangunkan sesuatu yang monumental di Kecamatan Sampung. Menjulang tinggi, sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada leluhur. Ada museum, menceritakan secara rigit perjalanan sejarah kota Ponorogo, mulai dari jaman kerajaan, penjajahan sampai era kekinian. Bahkan ekonomi, budaya dan pesantren semuanya ada disana,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan, dibangunnya monumen Reog di Kecamatan sampung itu. Guna menunjukan jati diri masyarakat Ponorogo. Supaya kelak, anak cucu kita tidak kehilangan sejarah asal usulnya kota kita tercinta. ”Itu kita bangun supaya anak-anak tidak keliru budaya suatu saat nanti. Terdapat edukasi dan literasi disana,” jelasnya.
Dia membeberkan, selain menjadi tempat edukasi dan literasi untuk generasi penerus. Kedepan, monumen Reog itu bisa menjadi tempat wisata. Letak geografisnya tepat di Ponorogo bagian barat daya, berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan dan Wonogiri Jawa Tengah. Itu terobosan untuk membobol gerbang pariwisata. ”Upaya itu terus kita lakukan, supaya UMKM tumbuh, ekonomi bergerak,” bebernya.
Tidak lupa, telaga ngebel yang sudah menjadi jujukan wisatawan ketika datang ke Ponorogo. Destinasinya terus ditambah, seperti adanya water fountain dan perahu naga. Walaupun jalannya belum maksimal, sebentar lagi bakal bagus. ”Himbauan kepada pemilik hotel, restoran, travel mari kita bangun citra Ponorogo bersama-sama supaya pariwisatanya baik,” pungkasnya. (Sug)