Oleh: Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalbar)
Ada sebuah foto beredar via WA yang cukup menyejukkan. Foto Anies Baswedan dan istri, Ganjar Pranowo dan istri, serta Suharso Monoarfa dan istri. Semua mengenakan baju ihram. Tanda mereka sedang berada di tanah suci, Mekah. Lagi naik haji 2023. Mereka berfoto dalam sebuah ruangan. Di sebelah kirinya ada piring makan. Sepertinya, mereka baru saja makan bersama. Pesan dari foto itu, Anies sebagai Bacapres dari Koalisi Perubahan dan Ganjar dari Koalisi Pembangunan sedang bersama. Semua memasang wajah senyum. Tidak terlihat gerutan permusuhan, apalagi kebencian. Padahal, keduanya rival kuat di Pilpres Februari 2024 nanti. Sejuk melihatnya.
Tapi, tidak dengan para pendukungnya. Pendukung yang suka keributanlah. Setiap menit, ada saja yang diributkan. Yang lagi viral, foto Jokowi beserta Gibran saat naik haji dulu. Foto itu diedit. Wajah Jokowi diganti dengan wajah Anies. Lalu oleh salah satu pendukung garis keras Anies memposting di akun twitternya. Belum lagi di-share oleh pendukung lain lewat medsos. Jadilah ia foto paling viral hari ini. Padahal, foto itu hasil editan dan dipastikan hoax. Soalnya, masih ada Gibran dalam foto itu. Tak terhindarkan, pendukung Anies dituduh sebarkan hoax. Anehnya, bukannya menghapus, apalagi minta maaf, malah tetap disebarkan. Sepertinya sangat asyik menikmati hoax.
Belum lagi soal undangan dari kerajaan Arab Saudi. Anies mengaku dapat undangan dari raja, sementara fakta lain, tidak ada nama Anies dari 50 orang yang diundang special oleh raja. Soal ini pun viral.
Bukan pendukung Anies kalau tidak melakukan serangan balik. Dosa apa yang diserang pendukung Anies ke Ganjar. Saat Ganjar di tanah suci, belum terlihat “dosa” di mata pendukung Anies. Tapi, saat Ganjar menelepon Pj Gubernur DKI, Heru Budi, ini dijadikan senjata. “Dia tak berwewenang urus Jakarta!” cuitan salah satu anggota fraksi dari parpol pendukung Anies. Telepon Ganjar ke Heru ini pun viral. Untuk sementara, ini dijadikan senjata untuk menyerang Ganjar. Pastinya selalu ada isu, fakta, dan data untuk saling serang.
Akankah keributan ini terus berlangsung? Pastilah wak. Apalagi menjelang pendaftaran ke KPU nanti, saling serang tak terhindarkan. Sekecil apapun kesalahan dari Anies, Ganjar, dan Prabowo akan viral. Akan digoreng sampai gosong. Pinginnya kita mau semua damai, tidak saling serang, mencaci, memfitnah, sebar hoax. Tapi, mereka tidak mau. Maunya tetap ribut. Nah, yang suka ribut itu, pastinya belum cerdas. Hanya orang cerdas yang tidak ngompori atau manas-manasi.
Anies dan Ganjar asyik makan bersama di tanah suci lagi, itu adalah pesan moral. Pendukungnya juga disarankan untuk makan bareng juga. Ntah ngopi bareng kek, atau jalan pagi sama-sama kek, atau karaoke bersama. Memang, kalau semua akur-akur saja, Pemilu tidak seru. Itu tidak mungkin. Gini saja, sebagai orang waras, jangan ikut larut dalam keributan. Itu saja sih.