AswajaNews – Ada satu sajian klasik berbahan dasar unggas yang tampil beda dengan bumbu gelap pekat, aromanya saja sudah cukup untuk membuat siapa pun tergoda mencicipinya.
Berada di kawasan Pulung, Ponorogo, ada satu sajian kuliner yang tak sekadar mengisi perut namun juga menghadirkan cerita rasa, tradisi, dan racikan bumbu warisan yang menyatu dalam satu piring, bebek bumbu hitam Cak Dji.
Kuliner satu ini memang tak bisa ditemukan dengan cara mendadak mampir begitu saja. Bukan karena sulit dicari, tapi karena setiap porsinya dibuat dengan persiapan yang serius, harus dipesan terlebih dahulu. Bahkan, untuk pemesanan utuh, beberapa pelanggan rela pesan sejak beberapa hari sebelumnya. Hal ini bukan tanpa alasan, bebek bumbu hitam racikan Cak Dji bukan sembarang sajian bebek.
Keistimewaannya terletak pada bumbunya yang berwarna gelap legam, bukan karena gosong, melainkan karena ramuan rempah-rempah tradisional yang dimasak hingga keluar warna alami pekat yang khas.
Teksturnya empuk dan tidak alot karena menggunakan jenis bebek hibrida, yaitu jenis bebek yang secara alami punya daging yang lebih lembut dan juicy. Begitu digigit, kamu akan merasakan kompleksitas rasa yang sulit dijelaskan dengan satu kata. Ada gurih, manis, pedas, dan aroma rempah yang saling berpadu tanpa saling menenggelamkan. Sebuah keseimbangan rasa yang hanya bisa lahir dari tangan-tangan berpengalaman dan resep turun-temurun.
Menu best seller yang paling banyak diburu adalah bebek utuh bumbu hitam yang sudah lengkap dengan sambal dan lalapan. Harganya? Hanya Rp95.000—sangat ramah di kantong untuk ukuran satu ekor bebek yang bisa dinikmati ramai-ramai. Apalagi sudah termasuk sambal pencit yang segar dan pedas, juga sambal bawang yang tajam dan menggigit, semuanya dikemas dengan baik dan menggoda.
Tak hanya jadi menu makan keluarga, paket bebek utuh ini juga sering dipesan untuk keperluan hampers, oleh-oleh khas Pulung, hingga hantaran untuk momen-momen spesial.
Di sisi lain, Cak Dji dan timnya juga memberikan layanan yang memudahkan konsumen. Kamu bisa memilih porsi per ekor, per potong, bahkan sesuai kebutuhan acara.
Cita rasanya yang konsisten membuat banyak pelanggan tak ragu untuk merekomendasikannya dari mulut ke mulut. Bahkan banyak warga luar kota yang menyempatkan datang atau titip pesan hanya untuk mencicipi rasa otentik yang tidak mudah ditiru ini.
Meskipun lokasinya bukan di tengah kota, nama Bebek Bumbu Hitam Cak Dji sudah mulai menjadi perbincangan di kalangan pecinta kuliner Ponorogo. Kehadirannya membuktikan bahwa kuliner lokal yang dikelola dengan cinta, rasa, dan ketulusan akan selalu menemukan tempatnya di hati para penikmat sejati.
Maka, jika kamu berkesempatan berkunjung ke Ponorogo, sempatkanlah mencicipi bebek legendaris ini, satu suapan bisa jadi awal dari ketagihan yang menyenangkan.*** (Fauza)