AswajaNews – GP Ansor (Gerakan Pemuda Ansor) adalah organisasi pemuda yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Didirikan pada tahun 1934, GP Ansor memainkan peran penting dalam sejarah sosial-politik Indonesia, terutama dalam mendukung perjuangan kemerdekaan dan menjaga keberagaman serta nilai-nilai kebangsaan.
Di sisi lain, terkait dengan dunia kajian kritis transformatif, GP Ansor juga berusaha mengaktualisasikan perannya.
Peran dalam Pendidikan Kritis
GP Ansor terlibat dalam pengembangan pendidikan yang lebih kritis, mengajak anggotanya untuk tidak hanya memahami teks agama secara literal, tetapi juga menafsirkan teks-teks tersebut dalam konteks sosial yang lebih luas. Hal ini memungkinkan pemahaman Islam yang lebih inklusif dan toleran.
Pemberdayaan Masyarakat
GP Ansor memiliki berbagai program untuk pemberdayaan masyarakat, terutama di kalangan pemuda dan komunitas marginal. Dengan mengusung semangat keadilan sosial, organisasi ini berupaya membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
Perjuangan Melawan Radikalisme
GP Ansor juga berperan aktif dalam melawan radikalisme dan ekstremisme dengan mengedepankan Islam moderat yang toleran dan damai. Kajian-kajian kritis transformatif dilakukan untuk mencegah penyebaran ideologi kekerasan, dengan memberikan pengetahuan agama yang lebih komprehensif dan relevan.
Transformasi Sosial-Politik
GP Ansor, dengan latar belakang historisnya, turut berpartisipasi dalam kajian-kajian mengenai transformasi sosial dan politik di Indonesia. Mereka seringkali mengadvokasi nilai-nilai demokrasi, pluralisme, dan hak asasi manusia dalam forum-forum diskusi dan seminar.
Kritik Terhadap Kapitalisme dan Ketidakadilan
Dalam dunia kajian kritis, GP Ansor juga terlibat dalam wacana mengenai ketidakadilan ekonomi yang disebabkan oleh kapitalisme global. Mereka berusaha mengkritisi sistem yang tidak adil dan memberikan alternatif-alternatif berbasis keadilan sosial.
Dengan demikian, GP Ansor berperan dalam kajian kritis transformatif, terutama dengan pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta), toleransi, serta keadilan sosial.*** (Adi A.H)