Memahami “Beauty Fades, Brains Last” dalam Tayangan
Clash of Champions

Aswaja News – Akhir-akhir ini jagad maya tengah dihebohkan dengan tayangan Clash of Champions dari Ruang Guru. Tayangan ini menampilkan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai macam kampus yang beradu kecerdasan. Hampir bisa dipastikan, seluruh mahasiswa yang tampil dalam tayangan ini telah teruji kecerdasannya.

Yap… rata-rata dari mereka adalah mahasiswa dengan IPK yang tinggi dan tentu saja dibarengi dengan prestasi yang luar biasa.

Kehadiran tayangan ini tentu saja menghipnotis kalangan muda, banyak dari kalangan muda yang mengidolakan para mahasiswa ini. Seperti yang diketahui, terdapat beberapa peserta dalam Clash of Champions tiba-tiba mendadak punya banyak fans, ya… seperti hal nya Sandy, Maxwell, dan Xaviera yang saat ini banyak menghiasi feed di sosial media, baik Instagram maupun Tik Tok.
Banyak dari kalangan muda yang ingin mejadi pintar seperti mereka.

Tapi, tunggu dulu… yakin pengen pintar aja? Apa iya? Katanya, “Beuty Privillage” itu nyata? Lalu penting manakah, Beuty Privillage atau Brain Privillage?

Bukan anak muda tentunya, jika tidak dipusingkan dengan jati diri dan masa depan. Kemajuan zaman membawa para gen-Z ini kebingungan untuk mencari jati dirinya. Yap… akibat dari kemajuan teknologi yang sangat pesat, tentu saja hal ini berdampak pada pola kehidupan manusia. Banyak diantara kita yang berlomba-lomba untuk eksis di dunia maya. Ya gak salah seh…. Sampai pada akhirnya, istilah insecure menghiasi beranda pencarian.

Apa sih Insecure itu?

Secara umum insecure merupakan bentuk kurangnya rasa percaya diri pada seseorang. Umumnya, hal ini disebabkan oleh banyak hal, seperti keadaan ekonomi, kondisi sosial, tingkat pengetahuan, ataupun pengalaman.

Namun, kali ini kita akan membahas insecure pada anak muda yang umumnya disebabkan karena masalah fisik. Banyak dikalangan anak muda yang sudah mulai mengenal fashion dan make up sejak dini, hehe…. Jangan dibandingkan denga anak-anak 90-an yaa….

Bukan tanpa alasan hal tersebut terjadi, karena memang faktanya banyak orang menilai seseorang berdasarkan penampilan dan dengan perkembangan zaman segala bentuk insecure terfasilitasi.

Benarkah “Beauty Privillage” itu nyata?

Seringkali kita mendengar istilah Beauty Privillage baik dilingkungan pekerjaan, pendidikan, sosial, ataupun lainnya. Banyak orang berfikir bahwa kecantikan fisik dapat menunjang segala hal. Memang namanya dunia ya, tentu saja istilah ini seringkali benar adanya pada kalangan tertentu.

Akibat dari istilah tersebut, banyak dari kita yang mengubah diri untuk menjadi sosok yang lebih menarik. Lagi-lagi, hal ini tentu tidak salah ya… asalkan tidak melanggar aturan Tuhan, hehe…

Seberapa pentingkah pengetahuan?

Selain istilah Beauty Privillage ada yang lebih penting untuk dipersiapkan dalam menghadapi masa depan yaitu pengetahuan. Penting sekali seseorang untuk memiliki pengetahuan dalam menjalani kehidupannya.

Sebagai generasi muda yang tentunya akan menjadi penerus perjuangan bangsa, instrumen paling baku untuk menghadapi perkembangan zaman adalah pengetahuan.

Melalui pengetahuan kita bisa menjadi bagian dari orang-orang yang mengubah dunia ini. Melalui pengetahuan, teori-teori baru muncul, inovasi-inovasi baru bertebaran, dan kretifitas meraja lela.

Pendidikan abad 21 saat ini, bukan hanya menuntut generasi mudanya terfokus pada istilah Beauty Privillage, beberapa kemampuan penting yang harus dimiliki oleh generasi muda diantaranya adalah kemampuan 4C (Critical Thinking, Collaboraton, Communication, dan Creativity).

Tujuan dari kemampuan yang sangat kompleks tersebut, tentunya adalah untuk mempersiapkan generasi muda yang mampu berdampak pada perkembangan dunia.
Kesempatan untuk memiliki pengetahuan yang baik, bukan hanya dimiliki oleh orang-orang dengan IQ yang tinggi.

Namun, kesempatan tersebut dimiliki oleh setiap orang yang memiliki kemauan untuk belajar, dan belajar tidak hanya di sekolah.

Belajar dapat dilakukan dimana saja, sebagaimana yang kita ketahui bahwa ilmu itu datangnya dari mana saja. Disadari atau tidak, faktanya belajar itu bukan dilakukan dalam waktu satu atu dua hari, melainkan sepanjang hayat.

Memahami Esensi “Beauty Fades, Brains Last”
Melalui tayangan Clash of Champions kita disadarkan bahwa ternyata orang dengan kecerdasan yang baik dapat berdampak pada pola pikirnya, sikap yang ditunjukkan, cara penyelesaian masalahnya, dan integritas yang dimilikinya. Faktanya, diakui atau tidak bahwa kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang memiliki daya tarik tersendiri.

Sebuah film tahun 1987 dengan judul “The Princess Bride” menampilkan sosok karakter Westley, dalam dialognya ia menyampaikan bahwa “Beauty fades, but brains and kindness never do” kurang lebih dapat diartikan “Kecantikan itu akan memudar, namun kecerdasan dan kebaikan tidak akan pernah pudar”.

Kenyataan membawa kita untuk memahami bagaimana pentingnya ilmu pengetahuan. Bahkan, hingga usia tua nanti, pengetahuan tidak akan pergi meninggalkan kita. Fisik yang saat ini melekat pada diri, hakikatnya hanyalah kulit pembungkus rangka dan organ tubuh.

Andai Tuhan tidak menghadiahkan kulit sebagai pembungkus rangka dan organ tubuh pada manusia, tentu akan sangat mengerikan bukan?

Melalui tayangan-tayangan pendidikan yang berkualitas, generasi muda dapat menjadikannya sebagai motivasi untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Segala hal yang kita miliki, mungkin dapat meninggalkan kita.

Namun, ilmu pengetahuan yang kita miliki tidak akan meninggalkan kita. Dia akan abadi, melalu lalang kesana kemari dengan ramah. Menyingkap satu persatu kedunguan, dan kemudian merengkuhnya dalam kebijaksanaan yang mewangi.

Penulis : Elsa Monica, S.Pd.

Sumber : Ruang Guru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *