Berdiri Sejak 1950, Warung Kopi Mbah Tekluk Menjadi Ikon Tempat Nongkrong Legendaris di Ponorogo

ASWAJANEWS – Selain dikenal dengan kesenian Reyog-nya yang megah dan melegenda, Kabupaten Ponorogo juga terkenal dengan ratusan warung kopi. Hal ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Dari sekian banyaknya warung kopi di Ponorogo, tempat Mbah Tekluk menjadi warung kopi legendaris yang telah berdiri sejak tahun 1950.

Warung yang berada di Jalan Sukarno Hatta, Kelurahan Banyudono ini masih menjadi pilihan untuk tempat nongkrong bagi semua kalangan.

Meskipun trend tempat nongkrong mengalami pergeseran, misalnya dengan adanya gelombang coffe shop modern, warung kopi sederhana ini tetap menjadi tempat yang ramai dikunjungi setiap harinya.

Tak hanya warga biasa, banyak orang penting seperti politisi, pejabat, bahkan menteri pernah singgah untuk menikmati secangkir kopi Mbah Tekluk yang otentik dan khas cita rasanya.

Warung kopi Mbah Tekluk ini meskipun tidak memiliki bangunan permanen karena hanya ditutupi dengan tenda terpal, namun kesan kumuh sama sekali tidak ada.

Justru, suasana yang sederhana ini malah menarik minat tersendiri bagi para pelanggan, bahkan seringkali ada yang antre sebelum warung dibuka pada pukul 04.00 hingga 09.00 pagi setiap harinya.

Nama warung ini sendiri ternisbatkan kepada Mbah Tekluk, pemilik warung pertama yang telah berpulang pada tahun 2019 di usia 95 tahun. Kini, warung tersebut dilanjutkan oleh Riana, cucunya tanpa merubah apapun yang telah diwariskan oleh Mbah Tekluk.

Di warung ini, suasana ramai yang penuh kehangatan akan begitu terasa. Para pelanggan biasa duduk di depan sang penjual atau menggunakan dingklik di trotoar karena keterbatasan tempat.

Sebagaimana tempat kopi lainnya, warung Mbah Tekluk juga menyajikan jajanan seperti jadah bakar, tempe bakar, tahu bakar, dan nasi kucing sebagai teman ngopi.

Dari sekian jajajan yang disuguhkan, jadah bakar menjadi jajanan yang paling diminati, terlebih masih dibakar menggunakan tungku arang.

Dengan harga yang terjangkau, secangkir kopi di warung kopi Mbah Tekluk hanya dihargai Rp 3.000, sementara jajanan rata-rata dijual seharga seribu rupiah.

Bagi sebagian orang, warung kopi Mbah Tekluk bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati kopi, tetapi sudah menjadi bagian dari sejarah dan kehidupan sosial masyarakat Ponorogo.*** (Dani Saputra)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *