Aswaja News – Setiap mendekati bulan ramadan, makam para Auliya Ponorogo selalu ramai dikunjungi peziarah. Warga berziarah dan mendoakan sosok yang dianggap berjasa dalam penyebaran Islam di Bumi Reog.
Makam para Auliya Ponorogo yang pada saat ini ramai dikunjungi peziarah antara lain:
- Makam Kyai Ageng Muhammad Besari.
- Makam Kyai Ishak Coper.
- Makam Kyai Toyyib Joresan.
- Makam Kyai Nur Salim Mantub Ngasinan.
- Makam Merto Kusumo Srandil.
- Makam Imam Puro Sukosari.
- Makam Bethoro Katong Setono.
Peziarah percaya dengan mengirim doa untuk para Auliya akan bisa mendapatkan karomah dan keberkahan. Tidak heran jika banyak orang berbondong-bondong mendatangi makam Auliya Ponorogo tersebut. Terlebih menjelang ramadan yang identik dengan tradisi nyekar.
Pantauan Aswajanews dari beberapa makam Auliya Ponorogo peziarah yang datang bukan hanya berasal dari Ponorogo saja tapi juga dari luar kota. Seperti Madiun, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Magetan bahkan beberapa daerah di luar Jawa Timur.
“Kalau jelang ramadan peziarah bisa 500-1000 orang perhari. Perkiraan kami puncaknya hari ini sebab ini Minggu terakhir sebelum puasa,” kata juru kunci makam Kyai Ageng Besari Tegalsari.
Ditambahkan, di makam Tegalsari yang paling ramai adalah di hari Sabtu – Minggu. Karena hari libur sehingga Banyak rombongan jamaah yang memadai hari tersebut.
Di tempat terpisah, juru kunci makam Bathoro Katong juga menyampaikan, Minggu Minggu ini peziarah di makam yang terletak di Kelurahan Setono membludak dikarenakan sudah sangat dekat dengan bulan Ramadhan.
“Bethoro Katong merupakan seorang pembesar serta memiliki kemuliaan layaknya Sunan Wali Songo, sehingga banyak masyarakat datang ke sini ‘ngalap’ (mencari) berkah, Minggu ini setiap hari penuh rombongan peziarah,” imbuhnya.
Batoro Katong merupakan tokoh yang berperan besar dalam sejarah masuknya agama Islam ke Bumi Reog di masa-masa akhir kejayaan Kerajaan Majapahit. Karenanya masyarakat Muslim di Ponorogo dan sekitarnya sangat menghormati tokoh yang pertama kali memimpin Kadipaten Ponorogo ini.
Salah satu peziarah mengaku sengaja meluangkan waktu untuk mengirim doa kepada Auliya di Ponorogo. Ritual ini sudah dijalani sejak beberapa tahun terakhir.
“Bareng tadi satu rombongan dari Kecamatan Mlarak, ramai-ramai keliling ke makam Auliya Ponorogo,” ujarnya.
Menurutnya, dengan mengirim doa bagi para pendiri Ponorogo diharapkan bisa membawa kedamaian di Bumi Reog. Pun juga ingin mengajarkan sejarah bagi generasi penerus.
“Ingin kirim doa, supaya dapat berkah. Sekaligus supaya anak cucu kita tidak lupa dengan para pendiri Ponorogo,” pungkasnya. (IIM)
What is one of the pilgrims’ purpose in visiting the tombs of the Auliya in Ponorogo, and what ritual do they perform? regard Sistem Informasi