Aswaja News – Halaqah Nasional dengan tema “Stategi Peradaban Nahdlatul Ulama” sukses digelar, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya bocorkan strategi NU ke depan.
“Ya kita bekerja sungguh-sungguh di internasional untuk meyakinkan bahwa Indonesia penting. Bahwa kalau dunia mau selamat, bahannya ada di Indonesia,” kata Gus Yahya, Senin (29/1).
Ia menyebut, Indonesia yang kuat bisa menyumbang secara signifikan dan konkrit dalam menemukan berbagai masalah peradaban dan global.
“Ini yang sekarang kita kerjakan. Kita sudah dalam keadaan simultan. Kita sudah dalam kapasitas ini,” ucapnya.
Pertama, Nahdlatul Ulama akan membuat strategi tata laksana organisasi yang berkelanjutan melalui strategi digitalisasi organisasi.
“Tentu itu membutuhkan transformasi dari konstruksi organisasi. Organisasi ini harus berubah. Kita perlukan perbaikan tata laksana organisasi yang baru, termasuk strategi digitalisasi,” katanya.
Baca juga : Halaqah Nasional Harlah ke-101 NU, Gus Yahya Bicara Soal Otoritas Politik
Lebih lanjut Gus Yahya menyampaikan terkait pentingnya pembaruan kapasitas sumber daya manusia yang menjadi roda berjalannya organisasi.
“Pengurus NU itu kita tingkatkan standar kapasitasnya. Maka kita bangun sistem Pelatihan Kader,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Sementara itu, untuk menuju transformasi organisasi dibutuhkan ketahanan keuangan organisasi jangka panjang.
“Kita harus membangun ketahanan keuangan yang independen dan mandiri, lumintu dan lestari serta berkesinambungan untuk jangka panjang,” ungkapnya.
Nahdlatul Ulama akan mengukuhkan diri untuk memperkuat kehadirannya kepada masyarakat hingga internasional melalui pengembangan model aktivisme baru.
“Nggak bisa lagi sekarang itu asal bikin kegiatan. Kita punya kegiatan itu harus berhitung sedemikian rupa sehingga kegiatan yang kita buat benar-benar punya dampak yang strategis,” ungkapnya.
Baca juga : Harlah NU Ke-101 Diawali Istighatsah, Gus Mus: Tugas NU Bukan Memenangkan Capres
PBNU mengaku tengah membangun Center of Excellence (CoE) yang bekerja sama dengan Presiden Joko Widodo di Universitas NU Yogyakarta sebagai pusat pengembangan kapasitas Nahdlatul Ulama dalam mengantisipasi masa depan.
Pembangunan tersebut bekerjasama dengan Mohammed Bin Zayed University of Humanities, Uni Emirat Arab, untuk pendirian College of Future Studies.
“Saya mohon doa restu panjenengan semua, mudah-mudahan di pertengahan tahun ini kita sudah punya sesuatu yang bisa kita andalkan,” pungkasnya. (Azza Fahreza)
Mudah2an himmah/tujuan PBNU berjalan lancar, mudah dan mendapat Ridlo Allah SWT shg ke Depan NU tampil sebagai idola ummat ya maslahah berkah. Aamiin.