Aswaja News – Pada tanggal 18 November 2023, Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo kembali menyelenggarakan upacara wisuda secara tatap muka di Gedung Graha Nirwana Kabupaten Ponorogo. Acara puncak wisuda INSURI tahun 2023 berlangsung pada hari Sabtu tersebut. Dalam kesempatan wisuda Sarjana ke XXXIII dan Magister XVII ini, INSURI berhasil menyelesaikan pendidikan untuk 141 Sarjana dan 93 Magister.
Rincian kelulusan mencakup 108 wisudawan Sarjana Pendidikan (S.Pd), 18 wisudawan Sarjana Hukum (S.H), 15 wisudawan Sarjana Sosial (S.Sos), serta 93 wisudawan Magister Pendidikan (M.Pd). Keputusan ini diumumkan oleh Rektor INSURI pada tanggal 18 November 2023. Khoirul Fathoni, M.E., selaku Ketua Panitia Wisuda, menyampaikan bahwa jumlah peserta wisuda INSURI tahun ini mencapai 234 orang.
Sebelumnya, peserta wisuda telah mengikuti proses Yudisium di tiap Fakultas pada pertengahan Oktober 2023. Mereka yang dinyatakan lulus dalam Yudisium tersebut merupakan calon wisudawan dan wisudawati tahun 2023. “Setiap Fakultas melaksanakan Yudisium secara berkala pada pertengahan Oktober,” kata seorang pria yang juga merupakan Dosen Fakultas Syariah di INSURI.
Prof. Dr. H. M. Suyudi, M.Ag, Rektor INSURI Ponorogo, menyatakan bahwa upacara wisuda untuk tahun akademik 2022/2023 ini diadakan secara serentak di Gedung Graha Nirwana Kabupaten Ponorogo. “Sebagai pengelola INSURI Ponorogo, kami dengan bangga mengumumkan kelulusan 141 Sarjana Strata Satu (S1) dan 93 Magister (S2) pada kesempatan ini,” ungkap Prof. Dr. H. M. Suyudi, M.Ag.
Abdah Munfaridatus S, M.Pd.I, yang bertindak sebagai protokoler wisuda, menjelaskan bahwa acara tersebut dihadiri oleh anggota Senat, Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Direktur, Ketua Lembaga, Ketua Program Studi, Dosen, Staff Tendik, serta para wisudawan dan wisudawati.
Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko, S.E., MM., juga turut hadir dan menyampaikan kebanggaannya terhadap INSURI Ponorogo yang akan segera menjadi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU). “Bagi Bapak atau Ibu yang memilih menguliahkan di INSURI Ponorogo, saya adalah saksi sejarah bahwa Perguruan Tinggi ini sungguh luar biasa, dengan SDM Dosen yang cerdas dan berkualitas serta mahasiswa yang berakhlak Nahdlatul Ulama,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, Dr. rer. pol M. Faishol Aminuddin, M.Hum Wakil Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) PBNU, bertindak sebagai orator ilmiah. Dalam pidatonya, beliau mengucapkan selamat kepada para Wisudawan, berharap ilmu yang mereka peroleh menjadi berkah. Beliau juga menekankan pentingnya pengembangan pendidikan di NU, dengan banyaknya pesantren dan Lembaga Ma’arif yang telah berbenah menjadi yang unggul. Fokus kini beralih ke Perguruan Tinggi NU agar dapat bersaing dengan universitas lain.
Beliau menjelaskan bahwa NU memiliki 278 Perguruan Tinggi, namun masih menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk kesiapan internal masing-masing perguruan tinggi. Beliau juga memberikan pesan kepada para wisudawan bahwa pembelajaran tidak hanya terbatas di dalam kampus, melainkan bisa terjadi dari mana saja, seperti melalui Universitas Terbuka secara online. Meskipun kualitas pembelajaran online tidak jauh berbeda dengan pembelajaran tatap muka, perbedaan signifikan terdapat dalam pembentukan karakter.
PBNU berusaha mengidentifikasi kekhasan INSURI, yang geografisnya terletak di Ponorogo. Beliau berharap INSURI, selain menjadi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), dapat memiliki kekhasan tertentu. Beliau menyarankan tiga program studi yang dapat dibangun, yaitu Budaya, Teknik atau teknologi yang berhubungan dengan Pertanian dan Perkebunan, serta Ekonomi berkelanjutan. Dalam jangka waktu 10 tahun, beliau optimis bahwa INSURI dapat menjadi kampus yang progresif.
Terakhir, terkait metode pembelajaran, PBNU memiliki program studi yang tidak umum, seperti program studi future studies. Ini mencerminkan kesesuaian NU terhadap perubahan zaman, dan beliau berharap bahwa pilihan diferensiasi INSURI Ponorogo dapat memberikan manfaat dan menjadi pelita yang menerangi, sesuai dengan moto “sirojam muniro.” (Asf)