Aswaja News – Apel Hari Santri Nasional 2023 dipusatkan di Tugu Pahlawan Surabaya. Kegiatan ini dimulai tepat pukul 07:00 yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo. Selain beliau hadir juga para Menteri Gubernur Jawa Timur dan juga jajaran Pengurus PBNU baik Syuriah, Tanfidiyah dan Banom.
Tidak ketinggalan hadir dalam apel tersebut adalah Pengurus PCNU dan banom dari seluruh wilayah PWNU Jawa Timur. Keseluruhan apel ini diikuti kurang lebih 20.000 santri se-Jawa Timur. Para santri diorganisir oleh panitia HSN PCNU Kabupaten masing-masing untuk menghadiri acara ini.
Dalam amanatnya sebagai Inspektur Upacara, Presiden Joko Widodo mengatakan “Resolusi jihad 45 adalah kebangkitan untuk Indonesia raya dan di promotori oleh kyai para santri dan Nahdlatul Ulama”. Fakta ini memang tidak terbantahkan dalam catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Pada saat itu Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya, akan tetapi pihak Belanda dan Inggris tetap saja tidak menghormati kedaulatan NKRI. Dengan dasar mempertahankan kehormatan dan kedaulatan bangsa maka Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari sebagai pemimpin para santri mengeluarkan resolusi jihad melawan para penjajah ini pada 22 Oktober 1945. Sehingga pecahlah perang sengit pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya yang menewaskan Jendral Mallaby dari Inggris. Tanggal ini diabadikan dengan nama Hari Pahlawan Nasional.
“Membela tanah air adalah jihad fisabilillah dan mati untuk tanah air merupakan mati sahid” tegas Presiden Joko Widodo. Ini bermakna sama dengan perintah kepada para santri untuk berjihad membela NKRI sampai mati, dan mati membela NKRI sebagai mati syahid. Ucapan Presiden ini sejalan dengan resolusi jihad Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Komandan dalam apel ini adalah komandan Barisan Anshor Serbaguna Jawa Timur. Dari Kabupaten Ponorogo khususnya berangkat tiga bis untuk mengikuti apel tersebut. Menurut Adi, salah satu peserta dari Ponorogo kegiatan ini sangat berkesan mendalam. ” Apel akbar ini mempertegas hari santri sebagai hari nasional untuk santri dan masyarakat Indonesia. Nuansa religius dan nasionalis sangat terasa dalam acara ini” ucap Adi. (aah)