Oleh: Syarif Thayib (Dosen UINSA Surabaya)
Tiba-tiba kucing kampung itu datang lagi. Kali ini dengan kondisi kaki kanan belakangnya diseret dan luka lubang di pundaknya menganga.
Saya langsung berteriak memanggil Alisa (putri kedua kami) untuk segera melihatnya. Maklum, hanya dia yang senang kucing, sedangkan anggota keluarga lainnya biasa saja.
Setelah memeriksanya, ternyata kondisi sang kucing benar-benar sakit parah. Alisa langsung merengek, memintaku mengantarnya ke dokter hewan.
Walhasil kami berdua bergegas membawanya ke CandyPet di kawasan Kebraon Surabaya Selatan, setelah sebelumnya dapat rekom untuk langsung dirujuk ke RS Hewan di Kampus C UNAIR.
Dua orang dokter muda khusus hewan di Klinik memeriksa luka dengan mencabuti bulu di pundak kucing terlebih dahulu. Dugaan sementara kata dokter hewan itu adalah kucing terkena tabrak dan terlindas mobil.
Sedangkan solusi diagnosanya mencengangkan. Lobang di pundak kucing itu harus dijahit karena sangat lebar dan dalam, sedangkan kakinya minimal harus dipasang Gips atau dikasih Pen karena sebagian tulangnya sudah remuk.
Untuk mengeringkan bekas luka jahit butuh waktu 3 hari, sedangkan melepaskan Gips di kaki paling cepat 1 bulan. Kalau pasang Pen bisa lebih cepat dan super mahal.
Total biayanya kalau dirawat Klinik (opname sampai lepas Gips) minimal 2 juta. Kalau rawat jalan sekitar 900 ribu. Itu sudah harga khusus katanya. Awalnya kami bingung dan maju mundur. Maklum, ini bukan kucing piaraan. Lho kok?
Memang benar. Singkong nama kucing itu bukanlah kucing piaraan keluarga kami. Dia adalah kucing kampung (liar) tak bertuan yang datang ke rumah kami saat sakit saja.
Umurnya sekitar 4-5 tahun, kata dokter. Kalau manusia, dia masuk kategori Lansia. Meski demikian, dia merupakan kucing paling cerdas yang pernah kami temui.
Tahu kalau pemilik rumah tidak suka melihara kucing, dia hanya duduk-duduk depan rumah, tidak mau masuk. Setelah dapat makan dan minum di teras, dia langsung pergi entah kemana.
Tetapi kalau sakitnya parah, dia bisa berminggu-minggu tinggal di teras rumah kami.
Biasanya, kalau kelamaan tidak ngelayap, sekawanan kucing betina pada datang ke rumah. Setelah bercengkrama beberapa saat, merekapun menghilang bersama-sama entah kemana.
Pernah suatu ketika Singkong beberapa bulan tidak datang ke rumah. Kemudian muncul berseliweran kucing kampung betina hamil datang ke rumah, sepertinya mencari Singkong. Bisa jadi mereka sedang menagih pertanggungjawaban Singkong ya..? hehe..
Kembali pada kondisi Singkong yang sedang merintih sakit di klinik. Bismillah, akhirnya kami putuskan jelang Maghrib untuk ambil paket rawat jalan saja. Singkong opname hanya 3 hari untuk perawatan luka jahit di Klinik, setelah itu kami merawatnya di rumah untuk pemulihan kakinya sampai waktunya lepas Gips.
Dokter hewan siap meminjamkan kandang kucing gratis untuk perawatan di teras rumah kami.
Heemm.. Semalam kami semua membayangkan, bagaimana kondisi singkong pasca-operasi lubang di pundaknya itu ya..?
Sebaliknya, Singkong sepertinya pun sedang menerawang haru, betapa bersyukurnya ia bisa bertemu dengan manusia yang tepat di saat yang pas. Hehe.. GeeR.Com 😀
Meski bagi kami, kedatangan Singkong bukanlah di waktu yang tepat, karena keuangan tanggal tua kali ini lagi kurang bersahabat.
Tetapi akhirnya kami tersadar setelah mendengar cerita Alisa bahwa insting Singkong yang begitu yakin kalau rumah kami menjadi jujukan yang tepat adalah anugerah.
Bagaimanapun, masih kata putri kami, hati para makhluk (termasuk hewan) itu Tuhan yang menggerakkan untuk mendatangi siapa dan memohon bantuan kepada siapa?
Dan ketika kita terpilih menjadi tempat berlabuh mereka yang lemah (dhuafa) untuk meminta pertolongan, maka bersyukurlah, karena Tuhan sedang mengingatkan bahwa sebagian rezeki kita adalah amanah untuk mereka.
Amanah itu semakin lama semakin membesar dan bertambah seiring dengan keberanian kita untuk berbagi. Selanjutnya, biarkan Tuhan tetap memilih kita menjadi “talang” rezekiNya.
Namanya saja “talang”, harus siap dialiri air kapanpun supaya tetap basah. Air dimaksud adalah rezeki. Wallahu a’lam..
Happy Monday and semangat selalu poro rawuh..
Baratajaya, 12 Muharram 1445 H.