Aswaja News – Presiden pernah mengatakan bahwa UMKM adalah penyokong utama perekonomian Indonesia. “Mengapa ekonomi Indonesia cepat pulih di masa pandemi Covid 19? Jawabannya adalah karena UMKM kita sangat kuat” ungkap Presiden. Dengan UMKM semua kalangan masyarakat mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan lebih mudah sehingga berpengaruh terhadap perekonomian.
Secara sederhana ekonomi akan bangkit saat perputaran uang di suatu daerah meningkat. Permintaan jasa meningkat seiring dengan jumlah uang yang didapat setiap orang. Produsen memiliki konsumen setia pengguna hasil produksi. Sementara produsen mendapatkan bahan baku dengan mudah dari penghasil bahan baku semisal petani, penambang dan peternak.
Bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak mengenal expired. Seperti yang sering diungkapkan Gibran (Walkot Solo) “Bisnis Kuliner tidak ada matinya selama manusia masih butuh makan” ujarnya. Banyak bentuk bisnis kuliner disekitar kita, mulai yang kecil hingga besar. Mulai yang berskala lokal hingga internasional.
Dalam skala kecil ada jenis usaha kuliner ini yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu warung portabel Angkringan. Bisnis kuliner Angkringan muncul pertama di Solo dan berkembang ke Yogyakarta dan meluas ke seluruh Indonesia. Termasuk dalam kategori usaha kecil dengan omset yang kecil.
Salah satu pedagang angkringan di Jl. Trunojoyo bernama Daryanto saat diwawancarai mengatakan “Omset saya sehari gak banyak mas, antara 500 sampai 600 rb saja….walaupun kecil yang penting terus berputar” ungkapnya. Benar saja usaha ini sangat kuat tahan banting karena konsumennya jelas setiap hari dan modalnya tidak banyak. Para pembeli tidak ada yang ngutang. Walaupun kecil omsetnya tapi perputaran uang sangat sehat.
“Walaupun untungnya pas-pasan sudah lumayan bisa untuk biaya hidup tiap hari mas* ujarnya. UMKM seperti angkringan ini semestinya mendapat apresiasi dari pemerintah dan masyarakat. Tanpa angkringan dan sejenisnya perekonomian Indonesia pasti rapuh. Pemberdayaan terhadap usaha kecil perlu terus dikembangkan supaya pilar ekonomi Indonesia tetap kuat saat diterpa gejolak ekonomi melanda seperti masa Covid 19 beberapa waktu lalu. (ags)